Ada yang susah menemukan ATM bank syariah. Ada yang bangga dengan produk keuangan syariah. Ini kisahnya dari lomba blog keuangan syariah
“ Karena sedikit panik, di mana uang habis, mesin atm kosong juga, saudara juga tidak ada di kota Yogyakarta, dan haripun malam. Tidak beberapa lama, saya melihat mesin ATM dengan logo IB (islamic Bank)nya milik sebuah bank syariah, dan baru teringat saya memegang kartu ATM syariah bank lokal, bayangkan hanya dengan menggunakan kartu Bank lokal provinsi, dan Alhamdulillah, rupanya mesin nya tidak kosong, dan saya berhasil menarik uang dari ATMnya, perjalanan menuju kota bandung pun bisa dilaksanakan malam itu juga”, kata Fredi Setiyono dalam artikelnya yang dilombakan di ajang iB Blogger Competition 2015.
Fredi mengisahkan pengalamannya bergaul dengan produk keuangan syariah. Meskipun bank syariah yang dipakainya bank lokal, namun ia mengaku merasa puas. Memang, bank daerah kini juga sudah banyak yang setara layannya dengan bank nasional.
Itu adalah salah satu cerita dalam lomba blog keuangan syariah ini. Cerita lainnya, dari Selvi Erliana yang berharap pada keuangan syariah. “Hal ini lah yang sangat sangat saya sayangkan ketika lembaga keuangan syariah belum bisa memberi solusi kepada masyarakat yang tidak memiliki jaminan untuk memperoleh pinjaman. Jujur saja, saya sangat cinta kepada keuangan syariah sebab itu saya ingin menyampaikan ini sebagai aspirasi saya untuk lebih baik kedepannya. Yang saya harapkan pembiayaan qardh dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang mengalami kasus keuangan yang begitu terdesak seperti kasus saya”[su_pullquote align=”right”][su_pullquote align=”right”]
Mengapa mereka menang?
Ketahanan Pangan dan Keuangan Syariah
Crowdfunding dan Keuangan Syariah
[/su_pullquote][/su_pullquote]
Tidak puas lainnya terlihat di artikel berjudul Bangga Memilih Produk Keuangan Syariah. Ups, artikel ini sebenarnya isinya sangat puas, namun ada bagian yang tidak puasnya juga. Penulisnya, Trimulato dikenal sebagai penggoat ekonomi syariah dari UII Yogyakarta.
“Kemudian ketika saya di Semarang waktu itu saya mau buka deposito di Bank Mandiri Syariah, tapi syaratnya ribet karena harus menyerahkan Surat Kuasa (SK) dari tempat bekerja, alasannya karena ktp saya bukan KTP Semarang. Ini buat saya terlalu kaku, bagaimana orang bisa menggunakan produk bank syariah jika selalu dipersulit, padahal kejadian yang seperti ini tidak pernah terjadi saat saya menjadi nasabah deposito syariah di Bank Mandiri Syariah di Yogyakarta. Pernah juga waktu saya menyetor uang di Bank Muamalat sejumlah satu juta rupiah, tellernya bilang kalau uangnya kurang seratus ribu, saya kaget saya ingat sekali jika uang itu saya cukup, tapi Alhamdulillah akhirnya tellernya mau menerima dan menyatakan benar. Kejadian seperti ini sering terjadi di bank syariah. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi di bank syariah karena dapat membuat nasabah tidak nyaman dan bisa menimbulkan kecurigaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut saya selalu memperhatikan teller menghitung uangnya saat menyetor.
Ada hal juga yang kurang enak menurut saya, ketika saya membeli produk sukuk di bank BRI Syariah, saya menanyakan akad apa yang digunakan dalam produk sukuk ini, tapi tellernya tidak mengetahui sehingga dia terlihat kebingungan untuk mencari tahu tentang akad tersebut. Harusnya setiap bank syariah menyediakan sumber daya manusia yang unggul dan berkompeten, jika perkara akad saja tidak mengetahui bagaiman bisa mengembangkan perbankan syariah. Masyarakat bisa-bisa tidak yakin dengan eksistensi bank syariah, karena sumber daya yang tidak memahami bank syariah.”
Nah, yang puas justeru sebagian besar peserta. Seperti, dikisahkan Enny Ratnawati dalam artikel berjudul Cintaku di Syariah, judul yang seperti film Indonesia era ’80-an. “Alhamdulillah, Maret lalu, cita-cita kami untuk “mengumpulkan “ Rp 50juta sebagai syarat mendaftar haji bagi dua orang tercapai. Uang yang kami tabung pelan-pelan dan dengan ekstra sabar di tabungan haji bank syariah ternyata membuahkan hasil. Pepatah, dimana ada keinginan disitu ada jalan benar-benar terbukti!”, tulis Enny Ratnawati.
Lalu, Wahyu Pratama dalam Bank Syariah, Solusi menghindari Riba. “Salah satu yang membuat gue tertarik untuk membuka rekening di BNI Syariah adalah pelayanan mbak-mbak CS yang sangat ramah. Pelayanan yang baik ini bagi gue merupakan salah satu yang membuat ketertarikan calon nasabah (seperti gue contohnya) untuk membuat tabungan di bank syariah”, kata Wahyu Pratama dalam blognya.