Hasil dari bekerja di usia produktif harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar nanti memiliki bekal mencukupi di masa pensiun.
Perencana Keuangan Syariah Elsa Febiola Aryanti, mengatakan dalam menentukan instrumen investasi sebagai persiapan masa pensiun hendaknya disesuaikan pada berapa waktu yang tersisa hingga masa pensiun tiba. “Kalau diatas 15 tahun bisa pakai instrumen jangka panjang,” ujar Febiola kepada mysharing, beberapa waktu lalu. Baca: Amankan Investasi Anda dengan Reksadana Syariah
Instrumen jangka panjang ini bisa berupa reksadana syariah atau langsung di saham syariah. Pemilihan instrumen investasi pun hendaknya disesuaikan dengan profil risiko masing-masing individu. “Kalau dana pensiunnya adalah dana pensiun lembaga keuangan ada pilihan investasinya kemana. Kalau misalnya masih muda dan pensiun masih 20 tahun lagi, nggak apa masukkan dananya ke yang agresif sedikit, saham misalnya,” cetus Febiola.
Dalam menentukan investasi sebagai dana pensiun, maka nasabah harus menyesuaikan dengan jangka waktu hingga tiba masa pensiun dan target investasinya. “Jadi sesuaikan dengan tujuan, pilih jangka waktunya, dan target investasinya ingin dapat angka berapa,” jelas Febiola. Baca: Pilih Instrumen Investasi Syariah Sesuai Kadar Toleransi Risiko
Ada berbagai pilihan penempatan investasi untuk masa pensiun, mulai dari deposito syariah, surat berharga syariah, hingga reksadana syariah. Deposito berjangka pendek, sedangkan surat berharga dan reksadana syariah merupakan instrumen berjangka menengah hingga panjang. Bank syariah pun ada yang menawarkan tabungan pensiun.
Mengenai kesesuaian dana pensiun dengan prinsip syariah pun tak perlu dirisaukan. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia sudah mengeluarkan Fatwa No 88 tahun 2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Di dalamnya terdapat berbagai ketentuan, mulai dari iuran, pengelolaan kekayaan sesuai prinsip syariah, hingga manfaat pensiun. Jadi tunggu apalagi? Mulai siapkan dana pensiun syariah dari sekarang, yuk!