Di sisi pembiayaan energi listrik, instrumen sukuk bisa menjadi salah satu pilihan. Di ranah global pun kini mulai diperkenalkan tentang Green Sukuk.
Green Sukuk adalah sebuah instrumen investasi yang penggunaannya bertujuan memberikan solusi bagi perubahan iklim lingkungan dan kriterianya mengikuti skema International Climate Bond Standards. Standar tersebut menjadi screening tool bagi para investor dan pemerintah untuk mendukung investasi di perekonomian rendah karbon. Obligasi yang memenuhi standar akan memperoleh sertifikasi Climate Bonds sebagai penanda yang memastikan kontribusi mereka terhadap perekonomian rendah karbon.
Prototipe Standar Climate Bonds sendiri sebenarnya telah diluncurkan sejak November 2011 oleh Menteri Energi dan Perubahan Iklim Inggris, Greg Barker. Prototipe tersebut kini baru memuat panduan obligasi bagi proyek pembiayaan listrik bertenaga angin. Namun selanjutnya panduan itu akan dikembangkan pula dengan mengakomodasi proyek bioenergi, energi tenaga surya, dan efisiensi energi. Baca: Apa Bedanya Sukuk Negara dengan Surat Utang Negara?
Green Sukuk memuat dua standar yaitu untuk memenuhi mandat kepedulian lingkungan dan kepatuhan syariah. Kebutuhan akan instrumen utang bertema ‘hijau’ yang digunakan untuk membiayai proyek ramah lingkungan memang menjadi sesuatu hal yang dilirik saat ini. Pasalnya, menurut International Energy Agency, ada kebutuhan dana sekitar 10 triliun dolar AS untuk membiayai proyek ramah lingkungan selama dua dekade mendatang.
Mekanisme pembiayaan untuk mendukung program lingkungan ini sejatinya sudah diinisiasi melalui Green Climate Fund yang dimaksudkan untuk menyalurkan dana sebesar 100 miliar per tahun sampai 2030 untuk proyek-proyek yang concern terhadap perubahan iklim di negara berkembang. Tetapi sampai saat ini belum pasti siapa yang akan menjalankan program itu. Di sinilah green sukuk masuk mengisi ceruk pasar tersebut. Baca: Sukuk Lebih Tahan Gejolak Ekonomi
Para pendukung Green Sukuk menyatakan bahwa obligasi ramah lingkungan diperkirakan dapat menarik dana sekitar 300 miliar dolar AS untuk proyek-proyek lingkungan. Sejumlah negara di Timur Tengah pun mulai bergerak mendukung green sukuk. Arab Saudi berencana menginvestasikan dana sedikitnya 100 miliar dolar AS untuk sumber daya clean energy selama satu dekade. Hal itu diikuti pula oleh Uni Emirat Arab dan negara-negara di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah.