Industri Asuransi Syariah Dituntut Inovatif

Dalam mendorong pertumbuhan industri keuangan tak hanya diperlukan dukungan regulasi saja, namun pelaku industri pun harus inovatif menciptakan produk baru.

inovasiKebijakan pelonggaran uang muka pembiayaan kendaraan bermotor syariah beberapa waktu lalu memang memberi angin segar bagi industri keuangan syariah tanah air, termasuk asuransi syariah. Namun, untuk lebih mendorong pertumbuhan asuransi syariah pelaku industri pun dituntut untuk kreatif menciptakan inovasi produk baru.

Kepala Bidang Riset dan Statistik Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Taufik Marjuniadi, mengatakan insentif kelonggaran pembiayaan kendaraan bermotor khususnya roda dua memang membuat pembiayaan syariah turut bertumbuh dan hal tersebut berpengaruh ke asuransi syariah. “Dari segi ekonomi juga mulai tumbuh untuk pembiayaan kendaraan roda dua dan ini pengaruh ke asuransi syariah, dimana uang muka pembiayaan syariah lebih kecil dari konvensional sebesar 5 persen,” ujar Taufik.

Namun, lanjutnya, untuk meningkatkan kontribusi asuransi syariah, pelaku industri perlu pula meninjau faktor lainnya, seperti inovasi produk. “Asuransi syariah dituntut untk menciptakan produk inovasi baru. Kami masih punya pasar di mikro atau haji yang menurut saya itu yang mesti kita tingkatkan di sana. Jadi intinya inovasi produk perlu terus dikembangkan,” jelas Taufik. Baca: Bingung Inovasi Produk? Ini Solusinya!

Ketua Umum AASI Adi Permana, menilai industri asuransi syariah perlu menerapkan strategi seperti pabrikan kendaraan bermotor Honda. Menurutnya, rata-rata industri otomotif mengalami perlambatan. Namun, ada satu brand yang tumbuh cukup cepat dibanding yang lainnya.

“Misalnya saja Honda karena dia rajin mengeluarkan produk baru. Market share-nya pun meningkat. Untuk meningkatkan share asuransi syariah, maka kita harus terapkan strategi serupa karena yang tidak mengeluarkan produk baru, penjualannya menurun,” papar Adi. Baca: Jaring Nasabah, Asuransi Syariah Harus Blusukan

Oleh karena itu, ia pun mendorong pelaku industri untuk lebih meningkatkan kreativitas dalam melayani masyarakat di kondisi ekonomi saat ini. “Yang penting kita semua merasa percaya diri dan tidak panik akan kondisi sekarang dan berusaha mengembangkan industri secara menyeluruh,” kata Adi. Sampai Juni 2015 pangsa pasar kontribusi asuransi syariah tercatat sebesar 5,03 persen.