Sudah sejak lama pangsa pasar industri perbankan syariah Indonesia belum juga mencapai target pangsa pasar lima persen. Agar dapat bersaing dan berdampak pada perekonomian nasional, perbankan syariah pun dituntut memiliki skala kapasitas yang lebih besar.
Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dhani Gunawan Idat, menuturkan agar suatu industri bisa memberi dampak pada perekonomian seharusnya pangsa pasar industri mencapai 15 persen. Pernyataan tersebut berdasar pada best practices yang terjadi di negara lain.
“Dari pengalaman beberapa negara dan para ahli mengatakan kalau pangsa pasar sekitar 15 persen akan memberikan dampak terhadap perekonomian. Menurut hitungan saat ini untuk mencapai sekitar 15 persen sekurang-kurangnya perbankan syariah perlu Rp 700 triliun lagi,” ujar Dhani saat ditemui pekan lalu. Baca: OJK: Aset Bank Syariah Tumbuh 17,96 Persen Tahun Ini
Pihaknya pun mengacu pada best practices tersebut sehingga setidaknya perbankan syariah bisa mencapai pangsa pasar 15 persen. “Atau kalau bisa lebih besar (pangsa pasarnya), lebih besar lebih baik,” tukas Dhani. Berdasar Statistik Perbankan Syariah OJK pada Maret 2015 aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp 275 triliun, pembiayaan Rp 206 triliun, dan dana pihak ketiga Rp 217 triliun.
Dhani menambahkan saat ini Direktorat Perbankan Syariah OJK sedang merancang Roadmap Perbankan Syariah yang akan menjadi arah pengembangan perbankan syariah Indonesia dalam lima tahun mendatang. “Berdasar roadmap yang sedang dirancang dan akan diluncurkan pada 14 Juni ini, menurut riset kami pada 2019 sudah akan ada penambahan aset perbankan syariah sampai Rp 700 triliun. Jadi dalam lima tahun mendatang secara optimis bisa mencapai Rp 700 triliun,” cetus Dhani. Ia pun optimis pangsa pasar lima persen bisa tercapai di tahun ini.
Bagaimana Agar Pangsa Pasar Bank Syariah Tembus Lima Persen?
Untuk mencapai target pangsa pasar lima persen ini perlu sinergi seluruh stakeholder dan dukungan regulasi serta sosialisasi dan edukasi yang memadai. Baru-baru ini regulator pun sedang menyiapkan ketentuan relaksasi pembiayaan properti dan kendaraan bermotor, yang diharapkan akan dapat mendorong kembali bisnis perbankan syariah. Baca Juga: Bank Syariah Perlu Reference Rate Berbasis Sektor Riil
Pada kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif Perbankan Syariah Direktorat Perbankan Syariah OJK, Ahmad Buchori, mengatakan pihaknya belum menghitung proyeksi pertumbuhan perbankan syariah saat pelonggaran uang muka pembiayaan KPR resmi berlaku, namun setidaknya hal tersebut dapat mendukung pencapaian pangsa pasar perbankan syariah hingga lima persen. Buchori mengakui untuk mencapai target tersebut tidak hanya berasal dari dukungan terhadap sektor pembiayaan, namun juga memerlukan serangkaian langkah lainnya. Salah satunya melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi.
“Misalnya program Pasar Rakyat Syariah yang akan dilaksanakan untuk mengatasi kendala masih terbatasnya pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah, sehingga dengan adanya acara ini masyarakat bisa jadi lebih aware. Jadi dengan didukung ketentuan dan pemahaman masyarakat yang meningkat diharapkan bisa menembus (pangsa pasar) aset lima persen,” cetus Buchori.