Malaysia mendominasi pasar sukuk global di Asia Tenggara.
Direktur Eksekutif Standard Chartered Dubai Sabir Ahmed menuturkan, hingga September 2015 tercatat sudah ada penerbitan sukuk global senilai 48,8 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut Malaysia mendominasi dengan porsi sebesar 59 persen. Hal tersebut tak terlepas dari terbukanya pasar sukuk di Malaysia.
Ahmed memaparkan di negara jiran itu, investor global dapat secara bebas membeli, menjual dan melakukan transaksi lindung nilai terhadap ringgit dan surat berharga berdenominasi ringgit. Penerbit sukuk juga dapat menerbitkan sukuk multi-denominasi dan memiliki fleksibilitas untuk mengubah dari denominasi ringgit ke mata uang lainnya.
Pemerintah Malaysia pun memberikan insentif pajak yang longgar, misalnya dengan tidak mengenakan pajak imbal hasil dan pajak penghasilan pada kupon bagi perusahaan asing yang memiliki sukuk berdenominasi ringgit dan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Malaysia atau Bank Negara Malaysia. “Peraturan Foreign Exchange Administration memungkinkan pula entitas asing untuk menghimpun dana berdenominasi ringgit dan mata uang asing dari Malaysia,” katanya dalam Workshop Sukuk, beberapa waktu lalu.
Selain itu, lanjutnya, kehadiran dua lembaga pemeringkat, yaitu RAM dan Malaysian Rating Corporation, yang berpengalaman dalam memberi peringkat pada beragam portofolio sukuk mulai dari sukuk korporasi hingga sukuk proyek, dinilai semakin menambah kredibilitas pasar sukuk lokal. “Netralitas pajak dan insentif lainnya juga tersedia di beragam segmen keuangan syariah,” ujar Ahmed.
Hal lainnya yang mendukung pasar sukuk Malaysia adalah platform investasi yang fasilitatif, seperti platform infrastruktur yang terdiri dari platform perdagangan elektronik dan sistem transfer dana elektronik real-time. “Pasar sekunder yang aktif juga mampu menarik lebih banyak investor, termasuk investor asing. Di sisi lain, pemerintah dan BUMN yang aktif menerbitkan sukuk berdenominasi ringgit dengan tenor berbeda turut menciptakan benchmark bagi penerbit sukuk korporasi,” tukasnya.