Tahun 2015, Asuransi Syariah Akan Tumbuh Di Atas 30%

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) – Adi Pramana merasa optimistis, industri asuransi syariah di tanah air akan tumbuh di atas angka 30% pada tahun 2015 ini, seperti pertumbuhan beberapa tahun terakhir.

asuransi syariah 2015“Kalau kita selalu optimis. Kita inginnya tumbuh di atas 30%. Hanya saja jika melihat angka di tahun 2014, mungkin tidak sebesar di tahun-tahun sebelumnya yang pernah mencapai 38%. Tapi dengan komitmen regulasi dari pemerintah yang kondusif, saya rasa masih akan bagus di 2015,” demikian ujar Adi Pramana kepada MySharing di sela-sela acara Pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Kantor Pusat Bank Bukopin Jakarta, pada Selasa (17/2).

Menurut Adi Pramana, pada tahun 2015, para pelaku industri asuransi syariah akan berkonsentrasi di jalur distribusi yang agak berbeda, jadi tidak hanya terfokus pada kalangan yang mempunyai keuangan memadai. “Seperti asuransi mikro sudah ada dua produk sekarang, yang menyasar ke segmen bawah,” jelas Adi Pramana, sambil menambahkan, bahwa produk-produk semacam asuransi mikro akan diperbanyak lagi ke depannya nantinya.

Adi Pramana lalu menegaskan industri asuransi syariah sendiri masih membutuhkan regulasi-regulasi yang kondusif, dan juga insentif-insentif yang mendukung, agar asuransi syariah di tanah air ini bisa bersaing dengan asuransi konvensional.

Ketika ditanyakan kepadanya, tentang adanya kekawatiran bahwa BPJS akan mengambil sebagian pangsa pasar asuransi syariah di tanah air, Adi Pramana tidak sependapat.

“BPJS itu lebih ke asuransi kesehatan, sementara asuransi jiwa syariah, selain asuransi kesehatannya, juga banyak yang berkembang. Jadi, dalam waktu dekat, tidak akan banyak pengaruh atau dampak dari BPJS,” ujar Adi Pramana.

Terakhir, Adi Pramana menanggapi soal kontribusi premi asuransi syariah yang ibarat ‘jauh panggang daripada api’ jika dibanding asuransi konvensional.

“Pada pertengahan tahun 2014, asuransi syariah masih berada di level 5,4% kontribusi preminya pada industri asuransi nasional secara keseluruhan. Nah, sampai akhir tahun 2015 nanti, kita berharap kontribusi premi asuransi syariah bisa meningkat hingga ke angka 5,7% sampai 6%. Untuk jangka panjangnya, target kita adalah mencapai kontribusi premi sebesar 20% pada tahun 2023 mendatang. Untuk mencapai itu, perlu insentif-insentif agar industri ini bisa tumbuh lebih cepat. Karena kalau tanpa insentif, maka industri akan sangat rentan terhadap perubahan-perubahan di market,” demikian Adi Pramana menutup pembicaraan.