Penerbitan sukuk berdenominasi rupiah juga menawarkan imbal hasil atraktif bagi investor.
Direktur – Head of Debt Syndicate CIMB Sekuritas Anung R Hascaryo mengatakan, penerbitan sukuk berdenominasi rupiah cukup diminati investor saat XL Axiata menerbitkan sukuk tahun lalu. Di tengah kondisi ekonomi yang terbilang melambat, sukuk XL Axiata mencatat kelebihan permintaan sebanyak 1,5 kali.
Menurut Anung, sukuk berdenominasi rupiah cukup atraktif, sehingga dapat bersaing dengan sukuk dengan denominasi lainnya. “Pada dasarnya ketika mata uang rupiah stabil, maka untuk perusahaan BUMN dan swasta berperingkat AAA yang menerbitkan sukuk, investor asing juga akan datang,” katanya.
Kendati demikian, ia tak menampik jika kurs mata uang rupiah volatile, tentu akan ada kekuatiran dari investor. Ia menyontohkan investor Malaysia yang memiliki kewajiban dalam bentuk mata uang ringgit tentu akan mempertimbangkan untuk berinvestasi di instrumen berdenominasi rupiah karena ada risiko nilai tukar.
“Investor concern-nya bukan fokus pada kredit perusahaan penerbit, tapi pada volatility rupiah. Kalau rupiah melemah terhadap ringgit kan jadi rugi dobel karena kewajiban likuiditasnya dalam bentuk ringgit bukan rupiah, kecuali di-hedge. Tapi itu kan jadi tidak menarik karena akan menghilangkan spread premium dari return yang bisa diambil,” papar Anung.
Imbal hasil sukuk rupiah lebih menarik daripada sukuk ringgit Click To Tweetpun sangat menarik dibanding negara jiran. “Return rupiah sangat atraktif, misalnya sukuk negara di Malaysia bertenor lima tahun yield-nya antara 3-5 persen, sedangkan pemerintah Indonesia yield-nya sampai 8 persen. Kalau rupiah stabil, investor akan investasi di sini,” tukasnya.