Untuk memajukan sustainable financing di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong lembaga keuangan untuk mengadopsi prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan.
Dalam sidang tahunan IDB ke 41 bertajuk ” High-Level Policy Dialogeu for Advancing Islamic Finance and Impact Investmen,” pada Senin pekan lalu, Ketua Dewan Komisoner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, OJK telah mengambil beberapa inisiatif untuk mendorong keuangan berkelanjutan.
Salah satunya, menurut Muliaman, adalah uji coba Indonesia Fist Movers on Sustainable Banking, yang dinilai telah sukses. “Pilot project ini melibatkan delapan bank terbesar. Kami senang untuk mengatakan bahwa sejauh ini, uji coba tersebut telah sangat sukses,” kata Muliaman dalam sambutannya.
Muliaman menegaskan, bahwa keuangan berkelanjutan sangat diperlukan di Indonesia mengingat beberapa hal, seperti Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 1.466 pulau.
Sebagai negara kepulauan, lanjut dia, Indonesia sangat rentan dengan dampak perubahan iklim. Indonesia juga merupakan negara dengan hutan tropis terluas setelah Brazil dan Kongo, sehingga tak heran Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia. Selain itu, sebagai anggota G-20, Indonesia telah membuat komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada 2020. Indonesia, tegas dia, juga telah menandatangani kesepakatan untuk mengurangi emisi gas pada Pittsburgh Summit secara independent sebesar 26 persen dan 41 persen dengan bantuan international.
OJK, menurut Muliaman telah mengambil beberapa inisiatif untuk memajukan sustainable financing di Indonesia. Pada 2015, OJK bersama dengan Kementerian Lingkugan Hidup telah meluncurkan Roadmap Keuangan Berlanjutan 2015-2019. “Tujuan fundamental roadmap tersebut adalah untuk mendorong seluruh lembaga keuangan yang diawasi OJK untuk mengadopsi prinsip-prinsip pembiayaan berkelanjutan,” papar Muliaman.
8 bank telah mengadopsi prinsip pembiayaan berkelanjutan Click To TweetLebih lanjut dia menjelaskan, beberapa inisiatif yang telah dimuat dalam roadmap tersebut, yaitu soal green banking, peningkatan pembiayaan untuk sektor ramah lingkungan, menciptakan green index, penerbitan sukuk dan obligasi hijau, desain produk asuransi ramah lingkungan, dan pengembangan index berkelanjutan untuk perusahaan ramah lingkungan.