Nazhir Wakaf Harus Punya Keahlian

Nazhir didorong memiliki kemampuan untuk mengembangkan aset wakaf.

Founder Yayasan Investa Cendekia Amanah M Cholil Nafis mengatakan, saat seseorang berwakaf (wakif), maka ia mencari pahala untuk sepanjang masa karena hartanya dibawa mati. Saat wakif berwakaf, maka aset yang diwakafkan akan lepas dari kepemilikannya karena sudah diserahkan kepada Allah SWT.

Dalam pengembangan aset wakaf agar terus bermanfaat inilah nazhir berperan penting. Cholil menyampaikan, saat ini harus dibangun sebuah persepsi bahwa tidak semua orang bisa menjadi nazhir wakaf. Seorang nazhir pun didorong harus memiliki keahlian sesuai dengan aset wakaf yang diamanahkan kepadanya.

“Kalau potensi aset wakaf di agribisnis dan properti, maka nazhirnya juga harus punya keahlian itu, seperti misalnya wakaf uang dia harus mengerti investasi keuangan. Disini pentingnya memilih nazhir, maka nazhir harus smart dan setiap saat berpikir mngembangkan aset wakaf sehingga hartanya tidak mati,” cetusnya.

Sementara, Ketua Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Badan Wakaf Indonesia (BWI) Jurist E Robbyantoro menuturkan, di satu sisi sosialisasi terhadap wakif harus turut pula dilakukan. Pasalnya, terkadang ada nazhir yang menerima wakaf dari wakif tanpa melihat potensinya.

“Misalnya, ada nazhir yang dapat tanah dua hektar tetapi disuruh cari uang sendiri untuk mengelolanya. Yang benar adalah wakif pada saat mewakafkan tanahnya harus memikirkan juga sumber pembangunan dan pengelolaan untuk wakaf tersebut,” tandasnya.