Porsi pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) BRI Syariah terus menanjak hingga membukukan asset sebesar Rp 3,89 triliun.
Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso mengatakan, BRI Syariah telah berhasil meningkatkan pertumbuhan asset sebesar 19,12 persen yaitu Rp 20,34 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 24, 23 triliun pada 2015.
“Kenaikan asset sebesar Rp 3,89 triliun ini, sebagian besar berasal dari peningkatan pembiayaan sebesar Rp 968, 84 miliar, surat berharga Rp 1,43 triliun, dan peningkatan penempatan pada Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 1, 40 triliun,” kata Hadi dalam siaran tertulis Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diterima MySharing, Jumat (11/3).
Lebih lanjut Hadi menjelaskan, jumlah penyaluran pembiayaan meningkat 6,17 persen yaitu Rp 15,69 triliun pada 2014 menjadi Rp 16,66 triliun di tahun 2015. Porsi pembiayaan disalurkan kepada segmen mikro sebesar 21,14 persen, konsumer sebesar 21,40 persen, ritel 12,37 persen, linkage Rp 14,80 persen, dan segmen komersial sebesar 30,29 persen.
“Posisi dana pihak ketiga (DPK), lanjut dia, berupa giro, tabungan dan deposito meningkat 17,58 persen yaitu dari Rp 16,71 trilin menjadi Rp 19,65 triliun di tahun 2015, yang didorong oleh semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BRI Syariah,” ungkap Hadi.
Giro meningkat 50,96% atau sebesar Rp 316,92 miliar, Tabungan meningkat 20,36% atau sebesar Rp 747,65 miliar dan deposito meningkat 15,08% atau sebesar Rp 1,87 triliun
Dari sisi laba, lanjut dia, pada tahun 2015 BRI Syariah berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 169,07 miliar, meningkat 1.529,19 persen dari perolehan pada tahun buku 2014 sebesr Rp 10,38 miliar. “Sedangkan laba bersih mencapai Rp 122,64 miliar meningkat sebesar 4,246,12 persen dari tahun 2014 yang sebesar Rp 2,82 miliar,” ungkap Hadi.