Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Amanah, Palangkarya, boleh dibilang adalah BPRS yang masih seumur jagung, karena baru didirikan pada Februari 2014 tahun lalu. Namun BPRS ini mampu menunjukkan kinerja bisnis yang cukup bagus dalam rentang waktu singkat pendiriannya.
BPRS Mitra Amanah kini sudah punya total aset sebesar Rp 8,7 milyar pada Juni 2015. Padahal pada akhir Desember 2014 lalu, aset BPRS ini masih di angka Rp 4 milyar.
Menurut Direktur Utama BPRS Mitra Amanah – Nur Syamsudin Buchori, pertumbuhan bisnis yang cukup pesat dari BPRS yang dipimpinnya antara lain didukung oleh pasar yang masih sangat luas untuk layanan jasa keuangan syariah di Palangkaraya ini, respon masyarakat yang positif terhadap layanan BPRS, selain juga karena kreativitas BPRS yang dipimpinnya dalam menyajikan berbagai produk bank syariah yang menarik bagi masyarakat.
“Prospek layanan jasa keuangan syariah di Palangkaraya, khususnya, dan di Pulau Kalimantan, umumnya, memang masih sangat besar. Ini sangat potensial untuk mengembangkan layanan keuangan syariah, termasuk BPRS,” jelas Buchori kepada MySharing.
Yang lebih menarik, lanjut Buchori, layanan jasa keuangan syariah BPRS Mitra Amanah yang dipimpinnya selain diminati oleh masyarakat Muslim di Palangkaraya dan sekitarnya, ternyata juga banyak diminati oleh kalangan-kalangan non Muslim.
“Dengan prinsip jasa keuangan syariah yang universal, produk-produk BPRS kami juga banyak diminati nasabah non Muslim. Mereka tertarik karena manfaat produknya, juga prospek keuntungannya yang bagus, serta prinsipnya yang adil,” lanjut Buchori.
Dalam prakteknya sebagai bank pembiayaan rakyat syariah, BPRS Mitra Amanah sendiri, menurut Buchori, melakukan pembiayaan ke beberapa segmen. “Ke para petani kami melakukan pembiayaan untuk kendaraan alat angkut produksi roda tiga (Viar). Kami juga memberikan pembiayaan ke petani untuk pembelian perahu klotok sebagai alat transportasi yang sangat dibutuhkan disini. Selain itu, kami memberikan pembiayaan kepemilikan ruko kepada para pedagang. Juga pembiayaan ke usaha-usaha UKM, seperti kerajinan tangan khas Palangkaraya, kerajinan batu akik, dan masih banyak lagi,”papar Buchori panjang lebar.
Buchori lalu menambahkan, pihaknya juga melakukan pendekatan ke akar rumput melalui masyarakat kelompok-kelompok tani yang ada di Palangkaraya dengan membentuk Balai Ekonomi Syariah, juga mendukung pembentukkan koperasi-koperasi syariah di masyarakat setempat. Balai Ekonomi Syariah dan koperasi syariah bentukkan BPRS Mitra Amanah ini, aktif mensosialisasikan produk-produk jasa keuangan syariah ke masyarakat. Nah, masyarakat kelompok-kelompok tani di Balai Ekonomi Syariah, dan juga di koperasi-koperasi syariah ini, kemudian dibantu pembiayaan atau permodalan usahanya oleh BPRS Mitra Amanah.
Menurut Buchori, sambutan yang bagus terhadap layanan jasa keuangan syariah BPRS Mitra Amanah, terlihat dari pertumbuhan pembiayaan yang sangat positif dari BPRS ini di semester pertama tahun 2015 ini. “Semenjak Januari 2015 sampai akhir Mei 2015 ini saja, kami sudah mencapai total pembiayaan sebesar lebih dari Rp 5 miliar,” ungkap Buchori.
Karena pertumbuhan kinerja bisnis yang cukup bagus tersebut, dan prospek bisnis yang masih sangat besar di provinsi Kalimantan Tengah maupun di Pulau Kalimantan secara keseluruhan, maka menurut Buchori, pihaknya dari BPRS Mitra Amanah Palangkaraya berencana untuk membuka cabang BPRS ini di beberapa daerah di Kalimantan Tengah, antara lain di Pangkalan Bun (Kotawaringin Barat), Sampit (Kotawaringin Timur) dan Seruyan.
“Kami sangat optimis untuk bisa memperluas layanan keuangan syariah di berbagai daerah di Kalimantan Timur ini. Bahkan ada bupati salah satu daerah di Kalimantan Tengah yang meminta kami untuk segera beroperasi di wilayah yang dipimpinnya. Potensi pasar keuangan syariah disini masih sangat luas, ibarat seluas laut ataupun Samudera. Kami ingin berkontribusi membumikan ekonomi syariah di Kalimantan ini,” jelas Nur S Buchori yang juga Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menutup pembicaraan.