Konversi bank konvensional menjadi bank syariah lebih efisien. Yakni, direksi cuma satu, modal juga tidak terpecah.
Pakar Ekonomi Syariah, Syafi’i Antonio menyarankan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk melakukan konversi menjadi bank syariah. Menurutnya, faktor efisiensi menjadi alasannya konversi.
”Saya baru pulang dari Lombok, kita dorong agar Bank NTB itu spin off. Tapi lebih baik, dirinya sendiri konversi jadi syariah, seperti Bank Aceh,” kata Syafi’i kepada MySharing ditemui usia acara ”Outlook DKI Jakarta 2017”, di Hotel Sofyan Menteng, Jakarta, pekan lalu.
Ada manfaat jika Bank NTB berubah bentuk menjadi bank syariah. Menurut Syafi’i, suatu bank konvensional harus menyetorkan modal minimal jika ingin melepas (spin off) unit usaha syariah (UUS). ”Induk harus memberikan modal untuk anak usaha yaitu UUS,” ujar Syafi’i.
Selain itu, lanjut dia, direksi bank akan terbagi menjadi dua, yaitu direksi induk perusahaan dan anak usaha. Kekuatan induk perusahaan menjadi tertarik ke anak usaha. Sedangkan diakui Syafi’i, konversi bank konvensional menjadi bank syariah akan membuat bank menjadi lebih efisien.
”Kalau konversi, direksi itu cuma satu, dan modal juga tidak terpecah. Nah, pilihan-pilihan ini yang harus didorong. Setelah Bank Aceh konversi jadi Bank Syariah, ada Bank NTB konversi juga,” ujar Syafi’i.
Syafi’i berharap manajemen BPD yang berencana melepas anak usaha syariahnya untuk mempertimbangkan opsi konversi. Menurutnya, konversi ini lebih efisiensi. Setelah Bank Aceh, diharapkan kedepan Bank Jabar, Bank Kaltim, dan Bank Jatim juga akan konversi jadi bank syariah.
Seperti diketahui, selain BPD Aceh, salah satu bank yang berniat melakukan konversi bisnisnya adalah Bank NTB. Saat ini proses persiapan telah dilakukan manajemen dan pemegang saham.
Namun demikian, diakui Syafi’i, tidak seperti BPD Aceh, konversi BPD NTB menjadi bank syariah kemungkinan tidak terlalu signifikan mendongrak aset bank syariah secara nasional.
Aset BPD NTB baru 8 Triliun Click To Tweet”Kontribusi Bank NTB tidak terlalu besar. Sekitar 0,2-0,3 persen dari aset bank sekian ribuan triliun karena aset Bank NTB hanya Rp 8 triliun,” kata Syafi’i.