Agar masyarakat melek keuangan syariah, perbankan syariah harus gencar melakukan sosialisasi dan inovasi produk syariah.
Azhary Pangestu Utami mengatakan kesadaran masyarakat akan produk keuangan syariah masih rendah dikarenakan minimnya sosialisasi dari pemerintah dan lembaga keuangan syariah seperti bank syariah.
“Umat Muslim masih masih banyak yang belum tahu, apa itu bank syariah. Perbankan syariah harus lebih gencar sosialisasi merangkul ulama dan tokoh masyarakat,” kata Estu demikian panggilan akrabnya kepada MySharing, di Jakarta, Selasa (25/8).
Dengan sosialisasi, kata dia, umat Muslim bisa lebih paham manfaat menabung di bank syariah dalam kehidupannya. Tentu sosialisasi bukan hanya halal dan haram terkait bunga, tapi lebih detial penjelasan, semisal bahwa sistem bagi hasil itu sebagian dana untuk kemashalatan umat.
- Pleno KNEKS 2024: Ekonomi Syariah Kekuatan Baru Menuju Indonesia Emas 2045
- CIMB Niaga Syariah Resmikan Pembukaan Syariah Digital Branch di Medan
- Adira Finance Syariah, Danamon Syariah & Zurich Syariah Gelar FPR2024 di Rangkasbitung
- Bank Mega Syariah Kembangkan Layanan Wealth Management Berbasis Syariah
Estu menyarankan sosialisasi menyasar masyarakat lapisan bawah, seperti lingkungan RT dan RW. Bayangkan, kata dia, di Jakarta saja ada puluhan kelurahan, RW dan RT. Jika bank syariah merangkul para tokoh agama untuk sosialisasi sebulan sekali saja di masing-masing wilayah. “Masyarakat akan lebih melek keuangan syariah, dan pasti beralih ke bank syariah,” tukasnya.
Selain gencar bersosialisasi, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini berharap agar bank syariah lebih kreatif dengan produk-produknya. Karena menurutnya, salah satu kunci untuk bisa bersaing dengan bank konvensional adalah keunggulan produk yang ditawarkan. “Sosialisasi dan inovasi produk adalah kunci sukses bank syariah,” pungkas mahasiswi Fakultas Pendidikan IPS ini.