Deposito menjadi andalan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) dalam menghimpun dana nasabah.
Menutup 2015, BPRS Patriot mencatat peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) melalui deposito yang cukup signifikan. Di akhir tahun lalu deposito BPRS Patriot mencapai Rp 29,3 miliar, naik lebih dari 400 persen dari akhir 2014 yang sebesar Rp 7,1 miliar.
Direktur Utama BPRS Patriot Syahril T Alam, mengatakan melalui sosialisasi dan edukasi, serta upaya mendongkrak kinerja BPRS telah mampu mendorong masyarakat untuk menggunakan produk BPRS. “Melihat pertumbuhan dan kinerja BPRS dengan target semakin bagus, maka masyarakat punya keyakinan dan kepercayaan mereka mau simpan dana di sini,” katanya.
Dari produk deposito yang ditawarkan, deposito berjangka tiga bulan menjadi favorit nasabah dengan porsi 50 persen. Rata-rata bagi hasil deposito yang diberikan BPRS Patriot antara 9-10 persen. “Paling tinggi deposito 12 bulan yang bagi hasilnya ekuivalen 12 persen. Kalau bagi hasil kami relatif hampir sama dengan industri BPRS lainnya,” jelas Syahril. Baca: Sumber Dana Bank Syariah
Ia menuturkan produk deposito telah menjadi produk generik BPRS. Bagi BPRS sulit untuk menghimpun dana melalui tabungan karena memiliki masalah pada jaringan kantor dan teknologi yang terbatas. Oleh karena itu, BPRS Patriot menawarkan produk tabungan yang relatif tidak akan terlalu sering ditarik nasabah.
“Karena jaringan kantor dan teknologinya masih sederhana, tabungan di BPRS kebanyakan berupa tabungan pendidikan yang hanya ditarik setahun sekali atau tabungan dari para nasabah pembiayaan yang saat datang ke bank untuk mengangsur sekalian nabung,” papar Syahril. Tercatat jumlah tabungan di BPRS Patriot pada 2015 sebesar Rp 17,5 miliar, naik dari 2014 yang sebesar Rp 10,4 miliar.
Jumlah tabungan di BPRS Patriot, 2015 sebesar Rp 17,5 M, naik dari 2014 yang Rp 10,4 M Click To Tweet