Untuk mendukung pertumbuhan, BNI Syariah siap membuka diri untuk lebih intensif mengundang investor strategis.
Direktur Utama BNI Syariah, Dinno Indiano mengatakan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengharapkan bank syariah BUMN itu besar dengan mengundang investor untuk mendukung bisnis. Bahkan signal dari induk juga demikian besar.
Dalam tiga tahun ini, BNI Syariah telah membuka diri termasuk menerbitkan sukuk untuk menguji kemampuan keuangan untuk mengundang investor. “Insya Allah di tahun 2016 ini, kita akan lebih intensif mengundang investor, apalagi kinerja BNI Syariah di tiga tahun terakhir bagus, sesuai harapan pemerintah dan induk,” kata Dinno, dalam paparan kinerja BNI Syariah, di Jakarta, Selasa (26/1).Baca: 2016, BNI Syariah Targetkan Pertumbuhan 14-16 Persen.
Sejak 2014, lanjut Dinno, BNI Syariah sudah ke Dubai dan Bahrain untuk menjajaki kemungkinan kerja sama dengan investor strategis dan tanggapannya diterima dengan bagus. “Timur Tengah kelihatanya lebih optimis untuk masuk ke Indonesia. Tapi kita belum bisa sebutin investor mana yang paling serius,” ujar Dinno.
Menurut dia, penjajakan dengan investor ini intinya untuk menambah modal, baik nanti menggunakan sukuk atau menawarkan perdana saham ke publik (IPO). Penjajakan ini akan dilakukan tahun ini, tapi belum ada dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun ini.
“Jika semakin positif, rencana itu bisa masuk RBB revisi atau RBB 2017. Karena kecukupan modal BNI Syariah masih sanggup untuk menjalankan bisnis sepanjang 2016 ini,” ungkap Dinno.
Sebelumnya, BNI sedang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan investor strategi untuk mendukung bisnis anak usahanya, BNI Syariah. Rencananya, BNI akan melepas 20 persen dulu kepemilikan anak usaha syariahnya itu ke investor strategis. ”20 persen dulu. Kalau itu kurang menarik, bisa lebih tergantung pembicaraan. Yang pasti BNI ingin tetap mayoritas,” kata Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni, di Jakarta, Senin (25/1).
BNI akan melepas 20% kepemilikan @BNISyariah ke investor strategis Click To Tweet