Tembus 5 Persen, Potensi Bank Syariah Indonesia Masih Besar

Perbankan Syariah Indonesia harus bisa tembus market share 5 persen, aturan sudah jelas tertuang dalam roadmap keuangan syariah.

logo_ib_bprs_hik_bekasiKetua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengungkapkan, saat ini market share perbankan syariah di Indonesia belum mencapai 5 persen. Padahal, total market share perbankan syariah di Malaysia telah mencapai 40 hingga 50 persen.

“Kalau Malaysia 40 sampai 50 persen. Artinya potensinya (di Indonesia lebih) besar, cuma tinggal kemampuan kita untuk mensosialisasikan dan membangunkan awareness masyarakat. Kita coba tembus 5 persen dulu, aturan sudah jelas tertuang dalam roadmap  keuangan syariah,” kata Muliaman dalam acara sidang tahunan Islamic Development Bank di Jakarta Convention Center ( JCC), Senin (16/5).

Menurutnya, OJK terus mendorong perkembangan bank syariah, namun pangsa pasar tidak bisa mendadak terjadi. Peningkatan market share bank syariah diperkirakan akan terjadi dalam jangka panjang.

“Kita sekarang fokus untuk memperbanyak nasabah, inovasi produk, dan sosialisasi harus diperluas. Oleh karena itu kerja sama dari berbagai pihak terkait menjadi suatu keperluan,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui, memang market share bank syariah di total aset perbankan masih kurang dari 5 persen. “Ini yang terus kita hadapi, dan masalahnya lebih kepada penguatan bank syariah itu sendiri, peningkatan kemampuan, perbaikan sistem, dan pengembangan SDM,” ungkapnya.

Menurut Bambang, pemerintah mendorong perkembangan bank syariah melalui penerbitan-penerbitan sukuk untuk mendukung bank syariah dalam pengelolaan likuiditas.

OJK: Kami coba tembus 5% dulu sesuai roadmap keuangan syariah Click To Tweet

“Kita terus mendorong terutama melalui instrumen sukuk, karena bank tentu perlu instrumen yang likuid. Kami juga lakukan hal lain yang bisa dikembangkan. Pada intinya prospek masih besar tapi tantangan bank Islam juga besar, ini tak bisa dipungkiri,” pungkasya.