Teknologi keuangan membuat layanan perbankan syariah menjadi lebih efisien.
Head of Islamic Finance Thomson Reuters Mustafa Adil mengatakan, teknologi keuangan (fintech) kini menjadi salah satu hal yang mengubah wajah industri keuangan. Beberapa lembaga jasa keuangan telah menawarkan layanannya melalui fintech.
“Fintech bisa mengisi kesenjangan yang ada di sektor perbankan syariah yang tidak dikembangkan efisien. Dengan fintech ini jadi bisa kerja di mana saja. Dari perspektif keuangan global, fintech adalah suatu game changer (pembawa perubahan),” tukasnya.
Ia menyontohkan, penerapan mobile banking di sejumlah negara di Afrika yang mempermudah akses perbankan kepada masyarakat. Infrastruktur kantor cabang perbankan sulit ditemui di area terpencil beberapa negara di Afrika, sehingga layanan mobile banking mampu sangat bermanfaat bagi nasabah di daerah tersebut.
“Mobile banking melewati hambatan minimnya kantor cabang bank tradisional dan melalui layanan itu maka perbankan Afrika bisa menyediakan layanan bank ke individu di seluruh negeri. Fintech pun bisa memenuhi konsumen. Secara keseluruhan ini adalah pengubah permainan di industri keuangan,” papar Mustafa.
Untuk menjembatani semua pemangku kepentingan di industri fintech, mulai dari regulator, institusi keuangan swasta, investor, startup, inkubator, asosiasi industri dan juga dari kalangan akademisi, Otoritas Jasa Keuangan dengan Kamar Dagang Indonesia pun mengadakan Indonesia Fintech Festival and Conference (IFFC) 2016. Acara tersebut digelar pada 29-30 Agustus 2016 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.