Syahril Yeddi, adalah pengusaha Muslim yang sukses mengembangkan bisnis transportasi berbendera PT Berkah Negeri Produsindo. Syahril sukses mengembangkan bisnisnya dengan managemen berbasis syariah.
Syahril menuturkan, dalam merintis sebuah usaha sebenarnya ada tiga hal utama. Pertama, adalah pengusaha itu pasti mencari untung, kedua berharap pertumbuhan bisnisnya berkelanjutan dan ketiga yaitu pengusaha pasti mencari waktu luang. “Karena pada dasarnya kita ingin kehidupan ini dunianya kita dapat, akheratnya juga kita siapkan juga sambil berusaha,” kata Syahril, dalam acara bertajuk “Talk to the Expect : Bagaimana Keuangan Syariah Bisa Membantu Pengusaha,” di Paramadina Graduate School, Energy Tower, Jakarta, Rabu pekan lalu.
Menurutnya, ada empat prinsip dasar yang dipakai dalam keuangan syariah. Pertama Pertama adalah keadilan.“Satu, dari sisi keadilan. (Sistemnya) bagi hasil. Di dalam bisnis saya, antara pemilik dengan karyawan, saya memberi gaji kecil, tapi provit sharing-nya besar. Semua (karyawan) menganggap itu bisnisnya dia,” kata Advisor Bisnis Transportasi Wakaf Produktif Al-Azhar Indonesia ini.
Kedua, adalah prinsip kemitraan. Menurut Syahril prinsip ini membuat semua karyawan saling memperkuat organisasi mereka, dengan pembagian tugas dan evaluasi yang jelas. Prinsip ini mempermudah operasional bisnis, karena masing-masing karyawan sudah mengetahui tugas masing-masing. Ada job desk yang jelas terurai bagi setiap karyawan, sehingga mereka tahu akan tanggungjawabnya apa-apa saja. Maka, mereka akan bekerja sesuai dengan porsinya.
- Diskusi Inspiratif Rabu Hijrah: “Sinergi Pentahelik Ekonomi Syariah Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045”
- Pleno KNEKS 2024: Ekonomi Syariah Kekuatan Baru Menuju Indonesia Emas 2045
- CIMB Niaga Syariah Resmikan Pembukaan Syariah Digital Branch di Medan
- Adira Finance Syariah, Danamon Syariah & Zurich Syariah Gelar FPR2024 di Rangkasbitung
Ketiga adalah transparasi. Kata kuncinya, kata Syahril adalah kepercayaan. Perusahaan tanpa kepercayaan tidak akan berkembang besar. Kepercayaan itu berfokus pada keuantungan, sehingga sangat dibutuhkan prisnip transparansi saling terbuka tanpa ada yang ditutupi.
Prinsip transparansi, kata Syahril, tidak mengenal dua pembukuaan, sehingga tidak akan terjadi kongkalikong dengan petugas pajak. Sistem ini sesuai dengan prinsip syariah, tidak saling menguntungkan sendiri tapi benar-benar transparasi dalam segala hal memajukan perusahaan.
Keempat adalah universal. Yakni dalam berbisnis kita harus peduli dengan semua golongan tanpa membedakan, semua orang boleh bekerja asalkan sesuai dengan kriteria untuk menciptakan kemulyaan. ”Membicarakan rahmatan lil ’alamin, dengan sistem rekrumetn prinsip keadilan,” ujarnya.
Menurutnya, keempat prinsip dasar tersebut adalah napas keuangan syariah.Sehingga niscaya dalam menjalankan bisnis apapun akan lebih mudah karena Allah SWT yang akan menyempurnakan. ”Kan kalau usaha itu ada tiga komponen tujuan yaitu profit, pertumbuhan berkelanjutan dan pengusaha itu pengen punya waktu yang bebas,” ujarnya.
Ia menegaskan, dengan menjalankan prinsip tersebut, pengusaha masih akan bisa talkshow berbagi ilmu dengan pengusaha lainnya, pergi ke masjid, dan tanpa harus ke kantor setiap hari untuk mengontrol. Karena, kata Syahril, semua sistem itu akan bekerja dibatas kemampuan terbaik dari setiap karyawan didalam perusahaan.
Dalam mengontrol perusahaannya, Syahril mengaku cukup seminggu sekali datang ke kantor untuk sekedar melihat hasil kerja karyawannya seperti apa. Menurutnya, tidak pernah ada hal menyimpang dari job desk yang telah disepakati, sehingga semua pekerjaan tidak ada yang terpending. Begitu pula dengan masalah keuangan sangat rapi pembukuannya. Seminggu sekali Syahril pun memeriksa laporan keuangan, dan sebulan sekali membagikan keuntungan kepada karyawannya.
Dalam ajaraan Islam sistem bagi hasil itu sangat dianjurkan.”Saya menerapkan bagi hasil kepada karyawan sebesar 30 persen dari profit. Sehingga mereka termotivasi dan merasa memiliki perusahaan juga,” tukas Syahril.
Syahril merasa sangatlah beda ketika menjalankan bisnis konvesional. Yakni ia merasa bahwa dalam merintis usahanya itu kerap tersandung masalah. Namun ketika ia hijrah dengan prinsip syariah, ia merasakan senantiasa diberikan kemudahaan.”Kemudahaan itu selalu datang dari Allah SWT. Allah SWT selalu menjaga bisnis saya, dan keuntungan pun melimpah sehingga semua karyawan bisa hidup dengan layak. Inilah indahnya bisnis sesuai prinsip syariah memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat manusia,” pungkasnya.