Asuransi syariah dihimbau tidak bermain di pinggiran, tapi harus menyasar masyarakat luas termasuk akademisi kampus.
Dewan Penasehat Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Shaifie Zein mengatakan bahwa gaung syariah itu harus tetap dijaga, jangan hanya berkutat di internal asosiasi saja tapi harus sudah berpikir menjaring masyarakat yang lebih luas.
”Syariah ini janganlah goes to campus-nya itu ke pesantren. Syariah harus ke Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gajah Mada (UGM). Kita harus berani menstream jangan bermain di pinggiran terus,” kata Shaifei, dalam sambutannya pada Rapat Tahunan dan Musyawarah Luar Biasa AASI di Pusat Pengembangan SDM Asuransi AAUI, Jakarta, Senin (21/3).
Menurutnya, kalau di pesantren itu dipastikan mereka sudah tahu syariah, tapi akademisi di UI, ITB dan UGM, mungkin sebagian dari mereka belum tahu syariah. Sehingga diharapkan industri asuransi syariah harus menjaring mereka.
”Kita punya banyak pakar syariah dan pengurus AASI juga sangat mumpuni punya dedikasi dan ilmu syariah yang bagus. Jadi tidak ada alasan bahwa kita harus bermain di pinggiran. Itu yang stag,” ungkap Shaifei.
Dia menegaskan, semua resouce yang dimiliki oleh AASI yang berhasil dibangun harus dijadikan modal. Setiap anggota harus benar-benara optimal dalam mendukung dan memberi masukan serta ide untuk mewujudkan asosiasi yang jauh lebih baik lagi ke depannya.
”Marilah kita edukasi masyarakat, mulai memperkenalkan kepada mereka. Supaya mereka melihat asosiasi ini lebih baik untuk masa yang akan datang,” pungkasnya.
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) harus menjangkau masyarakat lebih luas Click To Tweet