Setahun terakhir ini, jumlah investor pasar modal syariah domestik mengalami kenaikan 20 persen.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan, menuturkan, meski pasar modal syariah tumbuh pesat di Indonesia, tapi jumlah investornya masih sangat minim. Tercatat hingga Juni 2015, jumlah investor hanya 3.400 investor dari total 400 ribu investor di pasar modal domestik. “Jumlah investor ini yang menyatakan diri sebagai investor khusus syariah,” kata Nicky.
Meski begitu, lanjut Nicky, jumlah tersebut sudah merupakan peningkatan dalam satu tahun terakhir ini. Karena sebelumnya hanya tercatat 2.700 investor. “Jadi ada kenaikan 20 persen,” ujarnya.
Ia pun menegaskan, jika dibandingkan dengan perkembangan di luar negeri, Indonesia memang pasar relatif tertinggal. Namun, ini karena mereka lebih dulu mengenal pasar saham syariah dibandingkan masyarakat di Indonesia.
- Diskusi Inspiratif Rabu Hijrah: “Sinergi Pentahelik Ekonomi Syariah Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045”
- Pleno KNEKS 2024: Ekonomi Syariah Kekuatan Baru Menuju Indonesia Emas 2045
- CIMB Niaga Syariah Resmikan Pembukaan Syariah Digital Branch di Medan
- Adira Finance Syariah, Danamon Syariah & Zurich Syariah Gelar FPR2024 di Rangkasbitung
Sejauh ini, Nicky mengaku pihaknya telah memiliki program edukasi yang mengarah pada pasar modal syariah. Sebelumnya, BEI memang hanya fokus kepada pasar modal konvensional. Namun sekarang sudah jalan bersamaan dengan syariah. “Kami ada kegiatan forum investor syariah dan sekolah pasar modal syariah,” ungkapnya.
Terkait imbal hasil (return), dia menyebutkan meski sejalan dengan pasar modal syariah dan nonsyariah. Jika pasar modal sedang naik, maka pasar saham syariah pun naik. Namun, sekarang sedang ada penurunan, tapi investasi yang gencar ditekankan adalah investasi di pasar modal ada investasi jangka panjang. “Ini yang akan memberikan imbal hasil yang lebih banyak,” pungkasnya.