Dalam perencanaan keuangan Islami perlu pula menghitung warisan.
Dalam merencanakan keuangan keluarga, investasi menjadi alat dalam mewujudkan hal tersebut. Perencana Keuangan Independen Mohammad B Teguh mengatakan, pada dasarnya investasi adalah menunda konsumsi untuk masa depan. Ajaran untuk berinvestasi pun terdapat pula dalam Al Quran Surah Yusuf ayat 47-49, yang bermakna menyimpan pendapatan untuk masa depan ketika sudah tidak produktif.
Perencanaan keuangan Islami pun memiliki ciri khasnya tersendiri dari perencanaan keuangan secara umum. “Bagaimana Islami-nya? Ada empat pembeda, yaitu dari sisi cash flow management pendapatan harus halal, itu harga mati. Kedua, bagaimana dalam memprioritaskan tujuan. Ketiga, produk keuangannya syariah dan keempat, yang membedakan perencanaan keuangan Islami dari yang lain adalah penghitungan warisan,” jelasnya.
Dalam Islamic cash flow management, lanjutnya, ketika punya pendapatan, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah membayar utang. “Itu harus dilakukan tergesa-gesa, maksimal utang 30 persen. Jangan menambah utang, prioritaskanlah membayar utang,” kata Teguh.
Prioritas kedua adalah membayar zakat 2,5 persen dikali dengan pendapatan kotor. Prioritas selanjutnya adalah menyisihkan dana untuk investasi 20-30 persen. “Setelah itu baru untuk pengeluaran rutin 20-40 persen, terakhir baru untuk gaya hidup maksimal 20 persen,” paparnya.
Teguh pun menambahkan bahwa dalam menentukan prioritas di perencanaan keuangan Islami hendaknya investor mendahulukan tujuan investasi untuk hal yang wajib seperti berhaji dibanding berlibur ke luar negeri. Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi secara Islami adalah dengan menggunakan produk keuangan syariah.
“Sekarang sudah ada 97 produk reksa dana syariah, 318 saham syariah, asuransi syariah juga sudah banyak banget. KPR syariah dan kartu kredit syariah sudah ada juga, jadi tidak ada alasan darurat untuk tidak menggunakan produk keuangan syariah karena sekarang sudah lengkap banget,” tukas Teguh.
Hal selanjutnya yang menjadi pembeda di perencanaan keuangan Islami adalah perencanaan warisan. “Itu kita siapkan mumpung masih hidup, yang direncanakan kalau kita meninggal. Supaya ahli waris yang ditinggalkan tidak ribet, kita harus punya catatan aset dimana saja dan berapa, ahli waris siapa saja. Cara membagi warisan ada dalam Al Quran,” pungkasnya.