Perbaikan Pembiayaan Bermasalah Bank Syariah Menonjol di 2017

Tahun ini ada lima bank umum syariah yang memiliki NPF di atas lima persen.

Presiden Direktur Karim Business Consulting Adiwarman A Karim mengatakan, setidaknya terdapat lima bank umum syariah (BUS) yang memiliki rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) di atas lima persen, sehingga masuk radar Lembaga Penjamin Simpanan. Namun, ia menilai tahun depan akan terjadi perbaikan NPF pada lima BUS tersebut.

“Perbaikan NPF akan menonjol tahun depan. Dari lima BUS, satu BUS akan berhasil menurunkan angka dari lima persen ke angka 3,2 persen. Syukurnya BUS yang menurunkan NPF itu adalah BUS terbesar di Indonesia, karena itu BUS terbesar di Indonesia, maka overall NPF industri juga akan membaik,” katanya dalam Islamic Banking Outlook 2017, Rabu (9/11).

Selanjutnya, ia menilai jika BUS terbesar kedua di Indonesia berhasil melakukan aksi korporasi, maka NPF akan turun dari di atas lima persen menjadi 3,5 persen. “Kalau aksi korporasinya tidak berhasil, maka NPF akan tetap di atas lima persen, maka mari kita doakan bersama mudah-mudahan aksi korporasinya berhasil,” harap Adiwarman.

Menurutnya, jika dua BUS terbesar di Indonesia mencatatkan penurunan NPF, maka NPF industri perbankan syariah tanah air pun akan turun dibawah lima persen. Sampai triwulan II 2016, NPF gross perbankan syariah masih tercatat sebesar 5,5 persen. Namun, berdasar Statistik Perbankan Syariah Juli 2016, NPF BUS dan unit usaha syariah telah turun menjadi 4,8 persen.

Di sisi lain, Adiwarman melanjutkan, sisa tiga BUS lainnya yang mencatat kenaikan NPF tahun ini belum akan mencatat penurunan NPF yang terlalu signifikan. “Untuk BUS lainnya NPF belum akan turun di bawah lima persen karena NPF-nya double digit, maka mereka memerlukan waktu,” tukasnya.

Sampai triwulan II 2016, NPF gross perbankan syariah 5,5% Click To Tweet