Dari 30 juta masyarakat menengah ke atas di Indonesia, hanya 13 persen yang memiliki polis asuransi syariah.
Corporate Marketing, Communications and Sharia Director Prudential Indonesia, Nini Sumohandoyo mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, penetrasi asuransi syariahnya masih sangat kecil. Hal ini kata Nini, disebabkan kurangnya edukasi mengenai jasa keuangan syariah.
Dijelaskan Nini, berdasarkan survei konsumen, dari sekitar 30 juta masyarakat menengah ke atas di Indonesia, hanya sebanyak 13 persen yang memiliki polis asuransi jiwa. “Dari survei itu baru sebanyak 13 persen yang punya polis asuransi syariah. Jadi opportunity nya masih besar,”ujar Nini saat konferensi pers peluncuran produk PRUprime Healthcare Syariah di Prudential Center, Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (27/4).
Selain itu, berdasarkan survei tersebut, sebanyak 40 persen berminat memiliki polis asuransi syariah namun tidak terlalu mengerti pasarnya. Menurut Nini, ini menunjukkan bahwa edukasi masyarakat soal produk asuransi syariah ini perlu terus digalakkan.
Sejauh ini, Nini menyebutkan, bahwa produk asuransi syariah yang beredar di industri asuransi tidak hanya digunakan oleh masyarakat muslim. Kendati begitu, masyarakat Muslim masih menjadi target pasar yang besar karena jumlahnya yang banyak sekali. Berdasarkan survei, dari mayoritas penduduk Muslim di Indonesia, sebanyak 10 persen merupakan muslim konservatif, 10 persen Muslim yang cuek terhadap produk keuangan, dan 80 persen muslim moderat yang memilih produk berdasarkan manfaatnya, terlepas itu syariah atau konvensional.
Muslim moderat inilah, yang menjadi sasaran utama untuk memasarkan produk asuransi syariah. Mereka benar-benar mikirin benefit. Kebanyakan dari yang 80 persen itu masih belum paham asuransi syariah. Ada yang pikir sama saja, rumit atau lebih mahal. Ini yang perlu lebih disosialisasikan,” ungkap Nini.
Dari sekitar 30 juta kaum menengah ke atas di Indonesia, hanya 13% yang memiliki polis asuransi jiwa Click To Tweet