Plt Direktur Utama BNI Syariah - Imam Teguh Saptono saat berada di event Islamic Finance News 2016 di Hotel Shangrilla, Jakarta (6/4/2016).
Plt Direktur Utama BNI Syariah - Imam Teguh Saptono saat berada di event Islamic Finance News 2016 di Hotel Shangrilla, Jakarta (6/4/2016).

Peluang Investasi Perbankan Syariah di Indonesia Cukup Besar

Peluang investasi perbankan syariah di Indonesia masih terbuka luas. Lantas bagaimanakah caranya agar peluang tersebut bisa terealisir dengan optimal?

Plt Direktur Utama BNI Syariah - Imam Teguh Saptono saat berada di event Islamic Finance News 2016 di Hotel Shangrilla, Jakarta (6/4/2016).
Plt Direktur Utama BNI Syariah – Imam Teguh Saptono saat berada di event Islamic Finance News 2016 di Hotel Shangrilla, Jakarta (6/4/2016).

Islamic Finance News (IFN) 2016 dibuka di Hotel Shangrilla, Jakarta pada 6/4/2016. IFN 2016 merupakan event ke 12 yang dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2004. Asean Forum Investor Relation ini dihadiri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan institusi perbankan asia dan lebih dari 300 delegasi dari berbagai negara Asia.

Plt Direktur Utama BNI Syariah – Imam Teguh Saptono menjadi pembicara dalam dalam ajang IFN 2016 tersebut. Imam menyampaikan perkembangan & prospek industri perbankan syariah di Indonesia.

“Peluang investasi perbankan syariah di Indonesia saat ini cukup besar dengan jumlah mayoritas rata-rata muslim sebesar 85 %, sedangkan market share saat ini masih berkisar kurang dari 5%. Partisipasi dalam acara ini merupakan salah satu bentuk dukungan kami terhadap rencana pemerintah dalam meningkatkan pangsa pasar syariah nasional termasuk di dalamnya mencari investor bagi bank syariah anak perusahaan BUMN, dibutuhkan strategi dan inovasi untuk terus meningkatkan market share perbankan syariah salah satunya dengan spesialisasi produk yang hanya dimiliki Bank Syariah diantaranya produk haji dan umrah,” demikian jelas Imam T Saptono.

Dalam acara ini, Imam juga memaparkan perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia.

“Dari sisi pertumbuhan perbankan syariah, dalam lima tahun terakhir memiliki performa lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional. Tetapi sejak adanya krisis makro ekonomi juga berimbas pada performa beberapa perbankan syariah,” lanjut Imam.

Menurut Imam, sebagai salah satu negara di Asia yang mayoritasnya penduduk Muslim, Indonesia tentu menjadi peluang besar untuk menarik para investor berinvestasi perbankan syariah di Indonesia.

Prospek tersebut tentunya bukan hanya isapan jempol belaka. Dari kinerja tahun 2015, bisa dilihat asset perbankan syariah di Indonesia mencapai US$ 23 Miliar dengan pertumbuhan 8.8 % (YoY).  Sementara itu, sepanjang tahun 2015, industri mencetak laba sebesar Rp 1.79 Triliun dengan pertumbuhan sebesar 3.06 % atau Rp 53 Miliar. Demikian Imam T. Saptono – Plt Direktur Utama BNI Syariah.