Merger bank syariah anak usaha bank BUMN hendaknya dilakukan ketika pangsa asetnya sudah mencapai 20 persen dari bank induk.
Sebagai bagian upaya mendorong industri perbankan syariah di tanah air, pemerintah berkeinginan untuk membentuk bank BUMN Syariah melalui merger empat bank syariah, yang bank induknya adalah bank BUMN. Empat bank syariah tersebut adalah BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan unit usaha syariah BTN.
Namun, Presiden Direktur Karim Business Consulting Adiwarman A Karim menilai, merger bank BUMN Syariah tak tepat jika dilakukan tahun ini. “Kalau merger tahun ini, maka akan terjadi stagnansi pertumbuhan bank syariah selama tiga tahun. Industri rusak kalau merger sekarang,” tukasnya, awal pekan ini. Baca: Bank BUMN Syariah Ditargetkan Berdiri Paling Lambat 2017
Ia memaparkan stagnansi industri berarti terjadi run off yang tinggi, aset akan berkurang dan ada biaya merger yang tinggi. Dari sisi sumber daya manusia pasti ada pemotongan pegawai. Selain itu, terdapat biaya duplikasi kantor karena lokasinya bersebelahan, sehingga salah satu kantor akan ditutup. “Kalau merger sekarang kita tidak akan dapat apa-apa karena pangsa berkurang dan selama tiga tahun tidak bisa ngapa-ngapain. Dengan aset yang akan berkurang, market share kita akan terancam,” kata Adiwarman.
- Bank Muamalat Gandeng Sahid Tour & Travel Salurkan Pembiayaan Haji Khusus
- Diskusi Inspiratif Rabu Hijrah: “Sinergi Pentahelik Ekonomi Syariah Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045”
- Bank Mega Syariah Kembangkan Layanan Wealth Management Berbasis Syariah
- Bank Muamalat Optimalkan Kanal Digital untuk Pacu Dana Murah
Adiwarman menegaskan pihaknya tidak menolak ide merger bank BUMN Syariah. “Yang kami against (tolak) kalau mergernya dilakukan sekarang. Oleh karena itu, yang kami usulkan adalah bank induk harus besarkan dulu masing-masing anak usahanya minimal asetnya 20 persen dari induk selama tiga tahun hingga 2018. Pada saat pangsa asetnya sudah sampai 20 persen baru merger,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjut dia, pembukaan duplikasi kantor cabang akan berhenti. Di sisi lain, pada saat pangsa aset telah mencapai 20 persen, maka aset bank BUMN Syariah akan sudah sebesar BNI konvensional. “Saat sudah sebesar itu tidak ada SDM yang dipecat karena size bank sudah sedemikian besar, sehingga bisa menampung mereka semua. Dengan percepatan akselerasi ini akan siap mengalahkan CIMB dan bank di negara lain,” pungkas Adiwarman.
Adiwarman: Saat pangsa asetnya sudah sampai 20% baru merger Click To Tweet