Perbankan syariah berupaya mengendalikan rasio pembiayaan bermasalah atau NPF akibat gejolak ekonomi nasional. Seperti, melakukan uji ketahanan nilai tukar terhadap dalar Amerika Serikat (AS) dan pemetaan nasabah.
Group Head Corporate Communication BRI Syariah, Lukita T Prakasa, mengatakan pihaknya terus berupaya menjaga NPF tetap terkendali seiring gejolak ekonomi nasional dan global yang tak bisa dibendung pengaruhnya. ”Kami telah melakukan antisipasi uji ketahanan (stress test) terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan memetakan nasabah,” kata Lukita kepada MySharing, di Jakarta belum lama ini.
Namun demikian, Lukita enggan menyebutkan sampai level berapa uji ketahanan terhadap pelemahan rupiah tersebut. Selain itu, lanjut dia, BRI Syariah juga telah memetakan nasabah yang memerlukan komponen impor, sehingga butuh dolar AS yang lebih besar. ”Alhamdulilah, nasabah BRI Syariah mayoritas adalah nasabah mikro dan ritel yang tidak memerlukan impor dari luar. Jadi, BRI Syariah tidak banyak berdampak atas kenaikan dolar AS,” kata Lukita kepada MySharing, di Jakarta belum lama ini.
Lukita menyebutkan, rasio kredit bermasalah (NPF) sampai Juli 2015 sebesar 4,38 persen. BRI Syariah melakukan berbagai upaya perbaikan NPF, antara lain dengan melakukan proses eksekusi agunan (AYDA), BRI Syariah melakukan antisipasi dengan mengunjungi nasabah-nasabah untuk mengetahui kesulitan yang mereka alami. ”Diupayakan Desember 2015, NPF turun dibawah empat persen,” katanya.
Sementara itu Direktur Utama BNI Syariah, Dinno Indiano mengatakan, kendati tingkat pembiayaan bermasalah, industri perbankan syariah saat ini relatif tinggi. Pihaknya terus berupaya untuk menjaga NPF tetap terkendali. ” Kami bersyukur pada 2015 ini masih cukup on the track. Pembiayaan BNI Syariah kualitasnya masih bagus, di mana NPF kita sekitar 2,6 persen,” kata Dinno .
Lebih lanjut Dinno menuturkan, terjaganya kualitas pembiayaan itu berdampak positif terhadap profitabilitas perseroan yang terus bertumbuh hingga kini. ” Di Rencana Bisnis Bank (RBB) laba kita Rp 163 miliar, sekarang kita sudah capai RP 141 miliar. Masih ada sisa empat bulan, jadi mestinya profit bisa tercapai,” ujarnya.
Dinno pun menambahkan, bahwa konsistensi BNI Syariah dalam merealisasikan rencana bisnis merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam merespon kondisi ekonomi nasional saat ini yang porak poranda.