Tahun depan BSM menargetkan pertumbuhan sebesar 10 persen.
Per Juni 2016, Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatat rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) sebesar 5,58 persen. Namun, dengan sejumlah perbaikan bisnis yang telah dilakukan dalam beberapa waktu terakhir diharapkan NPF akan terus menurun hingga di bawah lima persen pada 2017.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko BSM Putu Rahwidhiyasa mengatakan, NPF di BSM sebagian besar berasal dari business banking dan usaha mikro kecil dan menengah. Dalam rangka menurunkan rasio pembiayaan bermasalah, pihaknya pun sudah melakukan sejumlah langkah perbaikan NPF.
“Sangat banyak yang kami lakukan, ada yang kami restructuring, collection, ada pelunasan dan ke depan ada perbaikan-perbaikan proses bisnis, sehingga harapannya insya Allah NPF membaik, bisa dibawah lima persen,” katanya saat ditemui usai Islamic Banking Outlook 2017, Rabu (9/11).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Distribusi dan Layanan BSM Edwin Dwidjajanto menyampaikan, pada tahun depan BSM menargetkan pertumbuhan aset sekitar 10 persen dari pencapaian aset Desember 2016. “Kalau dana pihak ketiga pertumbuhannya lebih tinggi yaitu 12 persen, sedangkan pembiayaan 10 persen,” paparnya.
Di sisi lain, BSM juga telah memulai perubahan model bisnis. Ia menambahkan, pihaknya telah memulai pengubahan model bisnis sejak 2014. “Kami saat ini menuju ke retail banking. Pada 2015 kami melakukan konsolidasi internal, 2016 ini sudah mulai kelihatan hasilnya dan harapannya nanti pada 2017 bisa cepat,” tandas Edwin.
BSM: Kami saat ini menuju ke retail banking! Click To Tweet