Kinerja BSM Tahun 2015 Tetap Positif, Pasca Recovery

Setelah fokus pada upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah dan mengubah bisnis proses, BSM mampu menghimpun cash recovery sebesar Rp423 miliar sepanjang 2015, melebihi target Rp400 miliar.

Direktur Utama BSM - Agus Sudiarto.
Direktur Utama BSM – Agus Sudiarto.

Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) – Agus Sudiarto dalam paparan kinerja bank umum syariah ini Selasa (2/3/2016) di Jakarta, menjelaskan Manajemen melakukan upaya tersebut sejalan Corporate Plan 2016-2020.

‘’Tahun 2015 menjadi tahun pertama melakukan perubahan sebagai pondasi untuk implementasi Corporate Plan mulai tahun 2016 ini,’’ jelas Agus.

Perubahan tersebut mencakup penguatan organisasi, penyempurnaan bisnis proses, dan budaya kerja. ‘’Diharapkan dengan transformasi tersebut, ke depan BSM dapat terus tumbuh sehat dan berkelanjutan,’’ tegas Agus.

Menurut Agus, di tengah kondisi makro ekonomi yang masih belum kondusif sepanjang tahun 2015 ditambah dengan fokus pada penurunan pembiayaan bermasalah, BSM masih mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis.

“Indikator bertumbuhnya bisnis Bank diantaranya ditandai dengan tetap kuatnya likuiditas Perusahaan sepanjang 2015, dan pertumbuhan pembiayaan sepanjang 2015. BSM mampu meningkatkan perolehan Dana Pihak Ketiga menjadi Rp62,11 triliun dari Rp59,82 triliun pada 2014 atau tumbuh sebesar 3,83%,” papar Agus.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan Giro sebesar 12,12% menjadi Rp5,83 triliun per Desember 2015 dan Tabungan sebesar 10,19%, menjadi Rp24,99 triliun per Desember 2015. Sehingga, total komposisi dana murah naik dari 46,61% menjadi 49,63%.

BSM saat ini menguasai pangsa pasar Tabungan pada Desember 2015 sebesar 36,41% dari total dana tabungan di perbankan syariah, naik dibandingkan Desember 2014 yang sebesar 35,68%.

Sementara Pembiayaan perseroan tumbuh 3,98% menjadi Rp51,09 triliun. Meningkatnya Pembiayaan berdampak pada naiknya pendapatan Bank menjadi Rp6,91 triliun, tumbuh 6,32% dibandingkan pendapatan Bank pada 2014.
BSM juga mencatatkan peningkatan margin bagi hasil bersih sebesar 14,25% dari Rp3,07 triliun per posisi Desember 2014 menjadi Rp3,5 triliun pada Desember 2015.