Bappenas Prediksi Komposisi Keuangan Syariah Naik 7,5 Persen
Peluang Indonesia menjadi pusat keuangan syariah potensinya cukup besar.
Pungky Sumadi, Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan, mengatakan, hingga September 2017, komposisi keuangan syariah untuk pembangunan nasional sebesar 5,7 persen.
“Kami memprediksi kedepan akan terus naik hingga kisaran 6 sampai 7,5 persen. Apalagi jika Bank Pembangunan Dearah (BPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) berubah menjadi syariah, potensinya akan lebih besar lagi,” kata Pungky saat konferensi pers ISEO 2018 di Pusat Studi Jepang UI, Depok, Selasa (5/12).
Disampaikan dia, tantangan yang dihadapi para pelaku industri keuangan syariah Indonesia saat ini adalah dalam melihat peluang pasar yang begitu besar.
Selain itu, para pelaku industri Tanah Air juga harus melakukan kerja sama dengan pelaku industri atau penyandang dana lainnya untuk mulai bergerak berekspansi keluar. “Ini yang kemudian menyebabkan kemandekan perkembangan keuangan syariah dalam negeri,” katanya.
Menurutnya, peluang Indonesia menjadi pusat keuangan syariah dianggap berbagai memiliki potensi cukup besar ketimbang negara lain. Pungky berharap peluang tersebut segera ditangkap oleh para pelaku industri keuangan syariah di Indonesia.
Karenanya, kata dia, seringkali peluang tersebut justru diambil oleh pelaku-pelaku industri keuangan syariah dari negara lain.Contohnya, kata Pungky, saat ada tawaran masuk dari Bank Syariah Suriname dengan sejumlah peluang yang ada untuk pengembangkan keuangan syariah. Tapi karena saat itu kondisi pelaku industri syariah Indonesia belum memungkinkan, maka Malaysia masuk lebih dulu.
“Jadi kita kalah cepat bergerak. Terus terang begitu. Peluang yang ada tidak termanfaatkan dengan baik. Ini tantangannya, kita harus terus bergerak,” tukas Pungky.