BNI Syariah membutuhkan investor strategis yang tidak hanya memberikan penambahan modal.
Direktur Utama BNI Syariah, Imam T Saptono mengatakan, upaya pencarian investor strategis masih terus berlangsung. Meski ada calon investor dari Timur Tengah, namun masih belum sesuai dengan keinginan BNI Syariah dan induk. Pasalnya, kata Imam, calon investor berminat menjadi pemegang saham mayoritas.
“Kepemilikan domain dari induk ya, tapi kita kontak calon dari middle east itu tetap pengen jadi mayoritas. Kebalikan dari kita, kita cenderung menjual bertahap,” kata Imam, usai Penarikan Pemenang Program Migrasi BNI Haji dan Hijrah Hasanah, di sela-sela Keuangan Syariah Fair (KSF) 2016, Jakarta, pekan lalu.
Menurut Imam, BNI ingin menjual secara bertahap sehingga terjadi nilai tambah bukan hanya penambahan modal. Imam pun mencontohkan. “Misalnya, saat ini kita jual dulu 20 persen, kemudian dia masuk karena kepercayaan tinggi dia kemudian bawa modal, skill segala macam. Jadi ada nilai tambah, baru kita jual lagi, kalau jual one shot kita nggak dapat gain,” paparnya.
Terkait soal minat International Finance Corporation (IFC) terhadap bank-bank syariah menurut Imam sangatlah baik. Namun, tegas dia, untuk BNI Syariah membutuhkan investor strategis yang tidak hanya memberikan modal tambahan.
BNI Syariah membutuhkan investor strategis yang tidak hanya memberikan modal tambahan Click To Tweet“Strategic investor ada dua pertama yang sesama bank itu dia akan tetap di bank ini terus. Nah, kalau IFC itu punga hitungan time horizone sendiri yakni mengejar capital gain,” tukas Imam.