Pembiayaan infrastruktur yang membutuhkan dana besar menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga keuangan syariah. Setidaknya ada tiga hal yang harus dipenuhi industri keuangan syariah jika berminat untuk masuk ke pembiayaan infrastruktur.

Ia menuturkan ada peluang terbuka bagi lembaga keuangan syariah untuk masuk ke pembiayaan infrastruktur. “Kita harus mendorong pembiayaan infrastruktur sebagai hidden gems untuk keuangan syariah,” ujarnya. Namun, lanjut Muliaman, ada tiga hal yang harus diperhatikan industri keuangan syariah untuk membiayai proyek infrastruktur. Baca: Keuangan Syariah Berpotensi Sokong Pembiayaan Infrastruktur
Pertama, perlu sumber daya manusia berpengalaman di infrastruktur. Muliaman mengatakan keberadaan ahli pembiayaan jangka panjang, pembiayaan sindikasi atau sukuk di pasar modal mutlak diperlukan. “Selain itu, juga perlu sumber daya manusia untuk melindungi pengelolaan manajemen risiko pembiayaan,” ujar Muliaman.
Kedua, lembaga keuangan syariah perlu memiliki produk yang sejalan dengan karakteristik infrastruktur, baik dilihat dari skala proyek maupun jatuh temponya. “Dalam hal ini lembaga keuangan syariah perlu menciptakan produk keuangan syariah yang unik, sesuai prinsip syariah, dan memenuhi karakteristik proyek,” paparnya.
Hal ketiga, yaitu perlunya lembaga keuangan syariah berskala besar dengan permodalan kuat, sehingga bisa mendanai pembiayaan jangka panjang dan besar infrastruktur, seperti bank infrastruktur syariah. Terkait hal itu, Islamic Development Bank memiliki rencana untuk membentuk bank infrastruktur syariah. Indonesia dan Turki adalah dua negara yang mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah bank mega tersebut. Namun, saat ini pembentukan bank itu masih dalam proses.

