Indonesia dan Malaysia Jadi Tujuan Destinasi Investor Teluk

Mayoritas negara Islam merupakan pasar yang sedang berkembang (emerging markets).

malaysia-indonesia-bendera-1-300x185Direktur Eksekutif Standard Chartered Dubai Sabir Ahmed mengatakan, basis investor kini mulai bergeser dari Barat ke Timur. Penerbit sukuk pun mulai membidik pasar di kawasan Timur sebagai sebuah sumber dana baru yang stabil. Apalagi industri keuangan syariah di kawasan tersebut telah cukup beragam, mulai dari bank syariah, asuransi syariah, reksa dana syariah dan lainnya.

“Perekonomian negara di Asia Tenggara telah menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena manufaktur dan meningkatnya permintaan domestik. Sedangkan, negara kawasan Teluk memiliki petrodollar yang mendorong perekonomian mereka,” katanya dalam Workshop Peranan Sukuk dalam Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur, Kamis (3/3).

Ia melanjutkan karena negara-negara di Asia Tenggara dan kawasan Teluk didominasi oleh negara-negara mayoritas Muslim, maka banyak diantara instrumen investasi yang tersedia adalah instrumen investasi syariah. Dengan begitu, penerbit sukuk pun dapat mengurangi ketergantungannya pada investasi di Amerika dan Eropa.

Menurut Sabir, Asia dinilai sebagai wilayah tujuan investasi yang lebih aman dibanding Eropa (yang masih mengalami krisis ekonomi) dan Amerika (yang pertumbuhan ekonominya masih lambat). “Malaysia dan Indonesia adalah pasar alamiah bagi investor Teluk yang ingin mendiversifikasi investasi mereka. Banyak orang kaya asal Teluk berinvestasi di kedua negara itu,” tukasnya.

Faktor-faktor tersebut yang kemudian menarik arus investasi dari Timur Tengah. Sabir menambahkan hal yang perlu dilakukan oleh pemerintahan di Asia adalah menampilkan peluang investasi dan membentuk kebijakan peraturan untuk membuat iklim investasi asing yang lebih ramah. “Seperti repatriasi keuntungan, atau insentif bagi investasi asing,” pungkasnya.