Eksposure valas yang masih kurang dari 15 persen, menjadikan hasil stress test BNI Syariah Aman.
Direktur BNI Syariah Imam T Saptono mengatakan, BNI Syariah telah melakukan uji ketahanan atau stress test dengan asumsi rupiah di level Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
“Hasil stress test menunjukkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) masih aman,” kata Iman, ditemui usai seminar “Digitalisasi dan Kesetaraan Perbankan Syariah,” di JCC Senayan, pekan lalu.
Menurutnya, NPL aman disebabkan karena eksposure valas BNI Syariah masih kurang dari 15 persen. “Perseroan melakukan stress test sebagai anjuran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dan setiap bank memang harus melakukan stress test di Rp 15.500,” ujar Imam.
Lebih lanjut dia menyampaikan, bahwa sampai semester pertama 2015, tercatat non performing finance (NPF) gross BNI Syariah berada di level 2,42 persen. Sedangkan untuk CAR pada semester pertama ini tercatat sebesar 15,11 persen.
Sehingga tegasnya, secara umum kinerja BNI Syariah pada semester pertama tahun 2015 tercatat cukup positif. Ini tampak dari beberapa indikator yang berjalan sesuai rencana. Salah satunya profitabilitas sebesar Rp 99,94 miliar atau naik sebesar 50, 33 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 66, 48 miliar.
Menurut Imam, pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan 25, 24 persen yoy menjadi Rp 16, 74 triliun. Adapun pada periode sebelumnya pembiayaan mencapai Rp 13, 37 triliun. Faktor pendorong lainnya, adalah bertumbuhnya penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) 28, 22 persen yoy dari semua Rp 13, 51 triliun menjadi Rp 17, 32 triliun.