Ghaida: Walaupun Belum Pure Syariah, Saya Mah Cari Yang Nyaman

Ghaida Tsurayya menautkan hatinya pada lembaga syariah tidak lain untuk menghindari riba. Apalagi, menurutnya, non-Muslim banyak yang membidik lembaga ini,  sangatlah lucu kalau umat Muslim tidak tertarik.

Ghaida Tsurayya. foto:MySharing.
Ghaida Tsurayya. Foto: MySharing.

Ghaida mengakui dalam menjalankan bisnis busana Muslim berlabel “GDA’S” belum memanfaatkan pembiayaan dari bank syariah. “Alhamdulilah ya masih biaya sendiri belum ada pembiayaan dari lembaga lain,” kata Ghaida kepada MySharing, saat ditemui di stand “GDA’S” dalam acara Wardah Days di The Hall Senayan City, Jakarta, Kamis (25/6).

Namun demikian, kata Ghaida, khusus untuk transaksi pembelian pelanggan selalu menggunakan bank syariah. Seperti proses transaksi pembayaran di kasir dengan kartu ATM atau sistem transfer pembelian online juga lewat bank syariah. Alasan Ghaida simple saja yaitu agar tidak riba.

Kedepan, lanjutnya, apabila program dan kebijakan yang ditawarkan oleh bank syariah itu cocok, bisa menjalin kerjasama dalam pembiayaan bisnisnya. Apalagi, menurutnya, pembiayaan syariah itu sudah banyak yang melirik bukan saja Muslim, tapi juga non-Muslim untuk pemanfaatan tambahan modal. “Ya kalau programnya cocok, pasti saya pakai pembiayaan syariah,” ujarnya.

Sebagai Muslim, Ghaida mengaku berinvestasi di bank syariah dan asuransi syariah. Begitu pula dalam hal persiapan biaya pendidikan ketiga anaknya, ia jatuh hati pada Tapenas BNI Syariah. Alasannya, lagi-lagi menghindari riba yang mencekik yang membuat hatinya tidak nyaman.

Bagi Ghaida, pilihan pada lembaga syariah tidak bisa ditawar-tawar lagi.”Walaupun katanya belum pure syariah kalau di Indonesia ini, tapi setidaknya sudah melangkah menuju yang lebih baik. Kan saya mah lillahi ta’ala aja, bismillah cari yang nyaman itu ya bank syariah,” tukasnya.

Menurutnya, masalah opini orang terhadap lembaga syariah yang operasionalnya masih kurang baik adalah hak setiap orang dalam mengartikan. Namun demikian, tegasnya, sangatlah lucu dimana non-Muslim berlomba melirik lembaga syariah, bahkan negara Eropa juga mengembangkan sistem ekonomi Islam ini, Indonesia yang mayoritas Muslim terbesar di dunia, masyarakatnya malah masih ragu dengan ekonomi Islam.

Mungkin, lanjutnya, umat Muslim Indonesia masih belum memahami ekonomi Islam dalam kemaslahatan duniawi dan akhirat. Padahal dengan investasi di lembaga syariah, ada amalan persiapan untuk akhir hidup. Ghaida pun menghimbau agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah lebih gencar lagi mensosialisasikan keuangan syariah kepada masyarakat. “Ya agar umat lebih cinta keuangan syariah, OJK harus lebih action,” pungkanya.