Pengenalan tentang perbankan syariah harus dimulai sejak dini.
Masih rendahnya awareness masyarakat terkait perbankan syariah membuat edukasi dan sosialisasi masih menjadi salah satu pekerjaan rumah industri nonribawi ini. Untuk lebih mendorong pemahaman masyarakat tentang perbankan syariah dan memperkenalkan produk-produk yang dimilikinya, regulator dan pelaku industri secara rutin menyelenggarakan expo iB Vaganza dan Keuangan Syariah Fair.
Namun, selain sosialisasi melalui event-event tersebut, menurut Plt Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono, pengetahuan tentang perbankan syariah perlu pula diberikan sejak dini. “Kalau bank syariah mau bangkit, mulailah dari pendidikan formal,” ujarnya.
Ia menuturkan, dalam membentuk suatu perilaku yang terbiasa dengan perbankan syariah, maka hal tersebut harus dimulai dari pendidikan dasar. “Untuk sekolah agama seharusnya kurikulum tentang perbankan syariah wajib masuk sana. Kalau yang sekolah non agama sebenarnya ada celah untuk dimasukkan ke dalam muatan daerah,” jelas Imam.
Sementara, Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Deden Firman Hendarsyah menuturkan, pihaknya telah berupaya agar materi tentang perbankan syariah dapat masuk dalam kurikulum pendidikan. “Kami selalu memperjuangkan agar perbankan syariah bisa masuk dalam kurikulum sedari level serendah mungkin,” katanya.
Di sisi lain, OJK pun berupaya memperkenalkan produk perbankan syariah kepada siswa melalui Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) iB. “Salah satu contoh agar masyarakat mengenal perbankan syariah sedari kecil adalah dengan mengenalkan produk Simpel iB. Jadi pada dasarnya kami ingin basis nasabah diperbesar dengan sosialisasi dan edukasi pula,” ujar Deden.
Produk Tabungan Simpel iB merupakan produk tabungan sederhana dengan biaya setoran mulai dari Rp 1000. Nasabah pun akan mendapatkan buku tabungan dan kartu ATM. Tabungan Simpel iB ini menyasar para siswa PAUD, TK, SD, SMP dan SMA.