Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan penyaluran pembiayaan segmen konsumer mencapai Rp 13,5 triliun sampai akhir 2015. Penyaluran pembiayaan consumer sampai dengan kuartal III 2015 sudah mencapai Rp 12,7 triliun.
Demikian diungkapkan Direktur Konsumer Perbankan dan Distribusi BSM Edwin Djajanto, di Jakarta, pada pekan lalu.
Edwin mengatakan pertumbuhan pembiayaan consumer didorong oleh pembiayaan kepemilikan rumah (KPRS) yang mempunyai porsi terbesar di segmen konsumer. “Porsi KPRS sekitar 75 persen dari total portofolio pembiayaan konsumer. Sisanya merupakan pembiayaan otomotif, pensiun, valas dan lainnya. Dan target awal Rp 14 triliun, tapi direvisi menjadi Rp 13,5 triliun,” kata Edwin.
Ia menjelaskan, terkait kualitas pembiayaan atau rasio non perfoming financing (NPF) segmen konsumer mengalami penurunan. Posisi NPF segmen konsumer sebesar tiga persen. Penurunan NPF terjadi pada bulan Agustus sampai September 2015. Hal ini dikarenakan perusahaan cenderung lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan dari segi penilaian nasabah, jenis pembiayaan dan pihak pengembang. .
- Pembiayaan Emas Bank Muamalat Tumbuh 191% Hingga Agustus 2024
- Bank Muamalat Gandeng Alto Network Tingkatkan Kemudahan Transaksi Top Up Flazz BCA
- CIMB Niaga Syariah Resmikan Pembukaan Syariah Digital Branch di Medan
- Bank Mega Syariah Hadirkan One Stop Sharia Financial Solution via Layanan Priority Banking
NPF tiga persen tersebut, lanjut dia, disumbang terutama dari pembiayaan griya, koperasi dan lainnya. NPF pembiayaan rumah dinilai cukup baik karena asetnya jelas. Jika ditengarai terjadi kredit macet, bank akan melakukan eksekusi jual aset maupun jual jaminan. ”Meskipun gejolak ekonomi melambat, tapi dari sisi kualitas pembiayaan makin bagus, sehingga NPF kita masih bisa terjaga,” tegasnya.
Sementara itu, kata dia, penerimaan pendapatan berbasis biaya (jee based income) ditargetkan sebesar Rp 13, 5 miliar sampai akhir tahun 2015. Fee based income tersebut disumbang salah satunya dari produk bancassurance yang bekerja sama dengan AXA Mandiri Finance Service (AXA Mandiri).” Sampai September 2015, BSM mencatat peroleh fee based income sebesar Rp 8 miliar dari dua produk bancassurance,” ujarnya.
Sebelumnya AXA Mandiri meluncurkan Asuransi Pendidikan unitlink Mandiri Sejehtera Cerdas Syariah dan Mandiri Proteksi Kesehatan Syariah. Distribusi ini dilakukan bekerjasama dengan jalur bancassurance melalui jalur BSM.
Direktur Utama BSM Agus Sudiarto menuturkan kedua produk yang ditawarkan akan semakin menjawab kebutuhan terhadap asuransi berbasis syariah. Menurutnya, selain menambah lengkap produk asuransi yang dijual, BSM juga bisa meningkatkan fee based income dari penjualan produk bancassurance.
Agus menjelaskan, secara keseluruhan total pembiayaan di BSM sudah mencapai 98 persen dari target sampai akhir tahun sebesar Rp 50, 4 triliun. Dalam waktu dekat, BSM akan melakukan perjanjian bisnis dengan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) dan PT Mandiri Utama Finance (MUF).
“Kerjasama pembiayaan syariah ini untuk sektor otomotif, dan diharapkan pembiayaan baru yang disalurkan sekitar Rp 500 miliar sampai akhir tahun. Rencananya, kerjasama ini akan direalisasikan pada bulan November 2015 mendatang,” pungkasnya.