BMT Wakaf pertama di tanah air telah mulai beroperasi. Koperasi jasa keuangan syariah satu ini mempunyai misi positif mengajak masyarakat untuk berwakaf produktif dalam rangka memberdayakan ekonomi umat.
BMT Wakaf Cendekia Amanah (BMT Wakaf) kini telah mulai menjalankan bisnis keuangan syariahnya dengan memberdayakan program wakaf produktif melalui konsep wakaf uang.
Menurut Ketua BMT Wakaf Cendekia Amanah – M. Lukman Masyhuri S.E., BMT Wakaf Cendekia Amanah mempunyai misi strategis dalam rangka mengumpulkan dan mengelola dana wakaf produktif (wakaf uang) guna turut mendukung pengembangan ekonomi umat di tanah air.
“BMT Wakaf kini sudah siap untuk menerima dana wakaf uang dari berbagai pihak, untuk nantinya dana wakaf tersebut dapat dikelola dan dikembangkan guna mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar,” jelas Lukman kepada MySharing kemarin di Jakarta.
Menurut Lukman, karena konsepnya full wakaf, maka basis pendanaan BMT Wakaf Cendekia Amanah akan ditopang oleh pengelolaan dana wakaf produktif berupa wakaf uang.
Lebih lanjut dijelaskan Lukman, didalam pengelolaan BMT Wakaf ini terdapat dua program utama, yaitu pertama, program pembiayaan, dan kedua, program penyaluran.
“Program pembiayaan ini adalah untuk mengoptimalkan dana wakaf produktif yang sudah terkumpul. Pembiayaan ini harus dibuat menarik, agar menghasilkan return yang cukup tinggi, sehingga hasil wakafnya bisa optimal,” lanjut Lukman.
Untuk program pembiayaan ini, menurut Lukman, pihaknya sudah memiliki beberapa program, diantaranya; pembangunan asrama mahasiswa, pemberdayaan bengkel sepeda motor, dan pembiayaan rumah makan.
“Kami membangun asrama mahasiswa untuk kos-kosan yang return-nya bisa mencapai 25% – 30%, Kemudian, pemberdayaan bengkel sepeda motor dengan tingkat return-nya diatas 15%. Kami juga memberikan pembiayaan ke rumah makan-rumah makan. Semuanya sudah kaji akan bisa memberikan hasil pengelolaan wakaf yang optimal,” papar Lukman.
Nah, hasil investasi dari program pembiayaan yang optimal tersebut, menurut Lukman, akan dilanjutkan dengan program penyaluran hasil wakaf tersebut yang akan sangat bermanfaat membantu umat.
“Hasil pengelolaan investasi wakaf produktif tersebut akan disalurkan kepada umat dalam bentuk kartu infaq santunan anak yatim-piatu, beasiswa mahasiswa berprestasi, berantas buta Quran, taman baca yatim & dhuafa, dan pelatihan kewirausahaan dan keterampilan bisnis,” papar Lukman.
Khusus untuk pelatihan kewirausahaan dan keterampilan bisnis, BMT Wakaf secara aktif melakukan pendampingan kepada para wirausaha agar usaha mereka bisa berhasil, dan tak putus ditengah jalan.
“Otomatis kita ada pendampingan, misalnya pelatihan manajemen, terutama manajemen keuangan dan manajemen cash flow. Hal ini sangat penting, karena banyak wirausaha yang masih campur aduk antara dana usahanya dengan dana cash flow sehari-harinya. Kami juga mengarahkan, para wirausaha menekuni bidang usaha sesuai bidang yang diminatinya, agar usahanya bisa maksimal,” lanjut Lukman.
Intinya, menurut Lukman, selain BMT Wakaf memberikan pembiayaan, pihaknya juga membina soft skill dari para wirausaha binaan itu, sehingga nantinya mereka bisa sukses didalam pengelolaan usahanya.
Ke depan, menurut Lukman, pihaknya juga mempunyai rencana untuk bisa membangun rumah sakit gratis bagi masyarakat tidak mampu.
“Kami berencana ingin membangun rumah sakit gratis. Karena biaya pengobatan semakin mahal, maka kami ingin agar biaya pengobatan itu tidak dibebankan kepada para pasien. Namun bisa ditanggulangi dari dana hasil pengelolaan wakaf ini,” jelas Lukman.
BMT Wakaf, menurut Lukman, siap menerima dana wakaf dari para wakif, untuk nantinya dapat dikelola dan dioptimalkan guna pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan umat.