Lembaga bank syariah harus bisa memberikan win-win solution untuk warga masyarakat kebanyakan, dan tak hanya menjadikan masyarakat atau nasabah sebagai obyek.
Aktivis buruh – Tiasri Wiandani mengapresiasi keberadaan bank-bank syariah di tanah air dalam layanan jasa keuangannya selama ini ke masyarakat luas. Menurut Tiasri yang ditemui My Sharing di sela-sela kegiatannya berorasi dalam demo buruh didepan Istana Negara, Jakarta, baru-baru ini, bank syariah mampu memberikan porsi yang seimbang antara pihak banknya sendiri maupun masyarakat luas sebagai pengguna jasa bank.
“Bank yang baik, adalah bank yang mampu memberikan porsi yang adil antara pihak bank dengan pihak masyarakat. Jadi tidak menempatkan masyarakat pengguna bank (nasabah) sebagai obyek, namun adalah sebagai mitra bank, sehingga saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Nah, bank syariah dengan konsepnya yang bagi hasil, saya pikir bisa memenuhi apa yang saya maksud tersebut, yaitu saling menguntungkan antara kedua pihak,” ujar Tiasri Wiandani panjang lebar.
Tiasri yang beragama Khatolik ini mengatakan, dirinya sendiri saat ini sudah memanfaatkan layanan jasa perbankan syariah. Seperti dijelaskannya, pabrik garment di daerah Tangerang Kota yang memperkerjakannya memberikan gaji (payroll) melalui salah satu bank syariah terkemuka di tanah air.
“Saya rasakan baik-baik saja menjadi nasabah bank syariah. Dan sama sekali tidak membeda-bedakan mereka yang bukan beragama Islam,” jelasnya lagi.
Namun Tiasri lalu sedikit memberi saran, agar ke depannya bank syariah bisa lebih mensosialisasikan keberadaannya, bahwa bank syariah itu tidaklah identik hanya untuk kaum Muslim.
“Saya pikir bank syariah harus lebih mensosialisasikan itu Karena image yang ada di masyarakat luas, umumnya masih menganggap bank syariah hanya untuk kaum Muslim,” demikian aktivis buruh – Tiasri Wiandani menutup perbincangannya dengan MySharing.