Ekonomi kreatif menjadi gelombang keempat tahapan pembangunan ekonomi setelah ekonomi pertanian, industri dan informasi.
Direktur Centre for Islamic Business and Economic Studies Institut Pertanian Bogor Irfan Syauqi Beik, mengatakan saat ini lembaga keuangan syariah harus memanfaatkan tren positif dari perkembangan industri kreatif karena industri tersebut terus tumbuh dan berkembang. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto dalam tiga tahun terakhir pun kian meningkat.
“Artinya lembaga keuangan syariah harus bisa memanfaatkan ini, apalagi ekonomi kreatif adalah gelombang keempat tahapan ekonomi. Jadi artinya bagaimana memanfaatkan gelombang keempat ini, sehingga bank syariah bisa berselancar diatas gelombang untuk terlibat membesarkan sekaligus punya dampak juga terhadap perkembangan bank syariah,” jelasnya.
Mengomentari kritikan bahwa bank syariah belum siap untuk masuk ke industri ekonomi kreatif, Irfan menampik kritik tersebut. “Kalau dibilang belum siap, siapapun juga belum siap. Jadi sekarang ditengah ketidaksiapan itu yang harus dilakukan adalah edukasi terus menerus karena kebanyakan orang tidak mengerti informasi dan sebagainya,” tukasnya. Baca: OJK Imbau Bank Syariah Dorong Ekonomi Kreatif Basis Syariah
Hal lainnya, lanjut dia, adalah pentingnya sinergi antara stakeholder strategis, seperti pemerintah, kampus, industri dan pelaku pasar. “Selanjutnya bagaimana meningkatkan kapasitas lembaga bank syariah, sehingga dia bisa melihat peluang tadi karena industri kreatif basisnya ide dan itu kan bisa muncul tiba-tiba dan menjadi tren. Ini terkait kejelian membaca (peluang) dan peningkatan kapasitas,” imbuh Irfan.
Ekonomi kreatif dinilai akan menjadi sektor ekonomi yang penting pada masa depan karena berbasis kreativitas dari orang-orang kreatif yang merupakan sumber daya terbarukan. Sektor ekonomi kreatif tercatat menyumbang produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga Rp 574 triliun.
Ekonomi kreatif menyumbang PDB hingga Rp574 T. #BankSyariah baiknya mulai masuk ke sana @irfan_beik Click To Tweet