Rasio kecukupan modal akan mencapai 17-18 persen.
Dalam tiga tahun ke depan, Bank Muamalat mulai mengalihkan strategi bisnisnya ke ritel konsumer secara bertahap. Untuk mendukung strategi dan pertumbuhan bisnis di masa mendatang, Bank Muamalat pun mengklaim telah memperoleh komitmen dari pemegang saham untuk penambahan modal dalam kategori tier 1.
“Untuk penambahan modal, pemegang saham sudah berkomitmen untuk menambah saham sesuai yang dibutuhkan Bank Muamalat. Kami mengajukan tambahan modal antara Rp 1 triliun-2 triliun,” katanya usai penandatanganan akad pembiayaan Bank Muamalat dengan PT Perusahaan Pengelola Aset, Selasa petang (20/9).
Saat ini tiga pemegang saham terbesar Bank Muamalat adalah Islamic Development Bank (32,7%), Boubyan Bank, Kuwait (22,0%), dan Atwill Holdings Limited (17,9%). “Diantara konsorsium bertiga ini siapa akan kasih berapa, kami belum tahu. Itu masih didiskusikan diantara mereka. Kami belum dapat informasi detail, tapi komitmen tambahan modal sudah dikasih oleh mereka,” ungkap Endy.
Endy pun mengharapkan injeksi modal dari pemegang saham tersebut dapat dikucurkan dalam jangka waktu dekat. “Harapannya sebelum akhir tahun ini,” tukasnya. Dengan tambahan modal itu, nantinya rasio kecukupan modal Bank Muamalat akan naik menjadi 17-18 persen, dari posisi sekarang yang sekira 13 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, calon investor lainnya yang tertarik dengan Bank Muamalat juga masih dalam proses, seperti International Finance Corporation (IFC). “IFC masih terus dalam proses, tetapi kami belum tahu keputusan final mereka,” papar Endy.