Pertumbuhan aset cukup signifikan ini menaikkan porsi industri asuransi syariah dari periode Juni 2016 sebesar 6,09 persen menjadi 6,50 persen pada Juni 2017.
Ketua Umum AASI Ahmad Sya’roni mengatakan, kontribusi bruto asuransi syariah gabungan sampai dengan bulan Juni 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 3,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Sementara untuk kenaikan aset industri asuransi syariah mengalami kenaikan 22,1 persen,” kata Ahmad dalam konferensi pers Rapat Kerja Nasional Pengurus Baru AASI Periode 2017-2020 di Menara 165, Jakarta, Selasa (29/8).
Kenaikan ini dijelaskan Ahmad, terlihat lebih kecil daripada kenaikan pendapatan premi bruto di industri asuransi konvensional yang tumbuh sebesar 19,62 persen di periode yang sama, serta kenaikan aset sebesar 14,43 persen.
Sebagai pelaku industri asuransi syariah nasional, perbandingan ini menjadi pemacu bagi AASI untuk dapat meningkatkan pendapatan kontribusi bruto yang terlihat timpang dibandingkan dengan asuransi konvensional
- Zurich Syariah Catatkan Asuransi Perjalanan Religi Tumbuh Solid
- Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat Meningkat Pesat
- KNEKS Inisiasi National Halal Fair: “Penuhi Kebutuhan Ramadan dan Dorong Perekonomian Daerah”
- Zurich Syariah Dukung Perayaan 2 Dekade Java Jazz Festival dengan Perlindungan Ekstra Ribuan Pengunjung
“Patut kita syukuri bahwa pertumbuhan aset yang cukup besar ini dirasa cukup signifikan untuk menaikkan porsi asuransi syariah dari sebelumnya sampai dengan periode Juni 2016 adalah sebesar 6,09 persen menjadi 6,50 persen di bulan Juni 2017,” ungkap Ahmad.
Dalam sisa waktu sekitar empat bulan hingga akhir tahun 2017, pihaknya tetap optimis bahwa industri asuransi syariah akan tetap tumbuh. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar 5,1-5,5 persen, lebih besar dari pertumbuhan di tahun 2016 yang sebesar 5,2 persen.
“AASI sebagai payung besar asuransi syariah diharapkan mampu memberikan edukasi dan literasi mengenai eksitensi asuransi syariah kepada para stakeholders di tanah air,” ujar Ahmad.
Untuk itu, lanjut dia, salah satu program yang menjadi concern bagi AASI ke depannya adalah dengan memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat luas mengenai keberadaan dan manfaat dari asuransi syariah secara luas. Sehingga pertumbuhan industri syariah dapat tumbuh secara an-organik dan berkesinambungan di akhir tahun 2020.
Adapun program kerja AASI sampai dengan akhir tahun 2017 adalah mengupayakan pemenuhan data statistik industri asuransi syariah secara lebih akurat dan terinci untuk masing-masing jenis perusahaan baik asuransi jiwa, asuransi umum maupun reasuransi. Diharapkan industri asuransi syariah memahami posisi industri untuk dapat melaksanakan peningkatan pangsa pasar secara an-organik.
Selain itu, AASI juga akan mempertajam keberadaan bidang riset dan data untuk bekerja lebih keras sehingga keberadaan AASI lebih dirasa maslahat, terutama bagi para anggotanya. Selain hal tersebut diatas, fungsi edukasi dan literasi akan dioptimalkan oleh AASI dalam rangka membangun awareness masyarakat mengenai keberadaan asuransi syariah sebagai alternative business model yang lebih adil bagi para stakeholder. Namun juga memberikan pemahaman yang utuh mengenai asuransi syariah bagi masyarakat Indonesia.