Secara keseluruhan pangsa pasar asuransi syariah telah melampaui lima persen.
Pelaksana Tugas Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Taufik Marjuniadi mengatakan, pertumbuhan aset dan investasi pada 2015 tercatat relatif lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Aset dan investasi asuransi syariah pada 2014 tercatat tumbuh di atas 30 persen, sedangkan pada tahun lalu pertumbuhannya masing-masing sebesar 18,58 persen dan 18,57 persen.
“Faktor-faktor pertumbuhan industri di luar mempengaruhi pula pertumbuhan asuransi syariah. Contohnya saat turun tahun lalu karena semua industri juga mengalami perlambatan, seperti leasing dan perbankan juga turun,” katanya saat ditemui usai Rapat Tahunan Anggota AASI, Senin (21/3).
Namun, di sisi pangsa pasar telah meningkat dari 2014 dan melampaui lima persen. Pada 2015 pangsa pasar aset naik dari 4,83 persen menjadi 5,43 persen. Sedangkan, investasi naik dari 5,44 persen menjadi 6,55 persen. “Di tahun ini targetnya pangsa pasar bisa sama atau naik sedikit antara 5-6 persen,” cetus Taufik.
Proyeksi peningkatan pangsa pasar tersebut, lanjut Taufik, akan didukung oleh perusahaan asuransi syariah dan unit asuransi syariah yang kian banyak, rencana beberapa unit asuransi syariah yang akan memisahkan diri dari induknya (spin off), pengembangan inovasi produk dan saluran distribusi. “Semakin banyaknya perusahaan asuransi syariah yang beroperasi diharapkan akan terus meningkatkan pangsa pasar dan kontribusi layanan asuransi syariah kepada masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun dinilai semakin besar dengan beragam program pengembangan peraturan, strategi dan jaringan pengembangan dan program asuransi syariah. “OJK juga mencanangkan agar agen diperbanyak dengan target 1 juta agen. Dengan asuransi syariah lebih banyak di ritel konsumer insya Allah bertahap akan naik,” pungkas Taufik.
Pada 2015 pangsa pasar asuransi syariah naik dari 4,83% menjadi 5,43% Click To Tweet