Hal tersebut diungkapkan Direktur Ritel Bank Muamalat – Purnomo B Soetadi dalam acara Webinar “Literasi Bank Syariah di Indonesia” yang diselenggarakan Kalbis Institute dan Bank Muamalat di Jakarta, Jumat (27/5).
Menurut Purnomo, terdapat beberapa tantangan bagi industri keuangan syariah di Indonesia. “Paradigma masyarakat menyamakan praktek konvensional dengan syariah. Anggapan masyarakat bahwa lembaga keuangan syariah tidak murni syariah,” jelas Purnomo.
Lalu tantangan berikutnya, jelas Purnomo, industri keuangan syariah masih dikembangkan secara parsial baik pada kelembagaan, operasional maupun sumber daya manusia dan sistem pendidikan.
Selain itu, masih terbatasnya jenis dan akses terhadap produk dan layanan keuangan syariah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
- Transaksi Isi Ulang Uang Elektronik Muamalat DIN Tumbuh Double Digit
- Bank Muamalat Tawarkan Program Bebas Biaya Transfer BI-Fast untuk Tabungan Wadiah
- Bank Muamalat dan Kliring Berjangka Indonesia Perkuat Ekosistem Perdagangan Fisik Emas Secara Digital
- Bank Muamalat Boyong Penghargaan untuk Layanan Prima
Kemudian, masih kurangnya kerjasama antara lembaga keuangan syariah (perbankan) dan lembaga keuangan mikro syariah lainnya.
Serta, terbatasnya perguruan tinggi dan lembaga tranining yang mengajarkan ekonomi Islam.
Purnomo lalu melanjutkan pemaparannya, bahwa semenjak tahun 2015 terdapat perkembangan dari industri syariah di Indonesia yang dalam perkembangannya nantinya, turut berpengaruh terhadap pertumbuhan industri keuangan syariah.
“2015 , era-nya syariah. Semua berlabel syariah. Kesadaran terhadap riba muncul, berbagai macam produk halal muncul, seperti kulkas halal, deterjen halal, sabun halal. Semua halal. Tren tersebut terus naik di tahun ini menuju 2020,” jelas Purnomo dalam webinar ini.
Namun demikian meski sudah didorong oleh perkembangan industri syariah di atas, literasi keuangan syariah tetap harus perlu dilakukan, karena mengingat porsi industri keuangan syariah yang masih rendah jika dibandingkan keuangan konvensional.
Purnomo mengungkapkan Bank Muamalat selama ini terus meningkatkan literasi keuangan syariah ke masyarakat luas, termasuk juga mengenalkan tentang Bank Muamalat itu sendiri.
Menurut Purnomo, konsep literasi bank syariah ke masyarakat saat ini telah berubah. Bank Muamalat sendiri, kalau sebelumnya lebih banyak melakukan pendekatan dari sisi syariah, namun sekarang pendekatannya adalah lebih kepada keunggulan produk-produk dan layanannya.
“Bank syariah saat ini bisa menjadi pilihan karena produk dan layanannya yang kompetitif,” kata Purnomo. Begitu juga dengan produk dan layanan Bank Muamalat, yang saat ini semakin lengkap dan sesuai dengan kebutuhan nasabah, dengan memiliki fitur layanan digital yang semakin memudahkan nasabah.

