Diharapkan akan ada 68 juta orang yang masuk ke dalam kelas middle income.
Ketua Bidang Pengembangan Sertifikasi Profesi Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) Putu Rahwidhiyasa mengatakan, kalau bertanya mau dibawa kemana perbankan syariah Indonesia, maka kita juga harus tahu proyeksi ekonomi negara-negara dunia.
Putu memproyeksi perbankan syariah Indonesia kedepan akan semakin bertumbuh pesat, dimana tahun 2016 berada di peringkat 16, diharapkan tahun 2020 jadi peringkat 10.
” Tahun 2030 diharapkan menduduki urutan 6 besar ekonomi dunia,” kata Putu dalam seminar bertajuk ”Sinergi Melecut Industri Keuangan Syariah,” di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa (21/6).
Putu menyebutkan, proyeksi ekonomi Indonesia periode tahun 2016-2020 tercatat pertumbuhan Produk Domestik Broto (PDB) sekitar 6 persen di tahun 2020. Foreign Direct Investment (FDI) akan tumbuh sebesar 12 persen CAGR sampai dengan tahun 2020. Adapun inflansi stabil pada angka 4,5 persen, dan rupiah berada pada kisaran Rp 11.000/USD di tahun 2020.
Proyeksi pertumbuhan perekonomian tersebut menurut dia, akan menimbulkan tren positif yaitu terciptanya peluang pasar yang besar dan adanya perubahan model bisnis perbankan syariah Indonesia.
Proyeksi populasi middle class and affluent consumer (MAC) menyebutkan Indonesia akan mencapai 141 juta penduduk atau 5,3 persen di tahun 2020. ”Lima tahun kedepan pertumbuhan yang cukup pesat di middle income. Dimana untuk tahun 2016 ada sekitar 8 juta. Diharapkan di tahun 2020 akan ada 68 juta orang yang masuk ke dalam kelas middle income,” ujar Putu.
Proyeksi populasi middle class Indonesia mencapai 141 juta pada 2020 Click To TweetProyek MAC ini paling besar berada di pulau Jawa, diproyeksikan juga akan tumbuh lebih besar seperti di Sulawesi 109 persen dan Sumatera 100 persen.