Target Pembiayaan Hasanah Card  BNI Syariah  Belum Tercapai

[sc name="adsensepostbottom"]

Tahun ini, BNI Syariah belum mampu memenuhi target outstanding Rp 410 miliar.  karena karakteristik pemegang Hasanah Card tipikalnya membayar tunai,

Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati mengatakan, BNI Syariah belum mampu memenuhi target pembiayaan melalui kartu Hasanah Card tahun ini sebesar Rp 410 miliar, yang hingga September 2017 baru mencapai Rp 336 miliar.

“Tahun ini, memang kami belum mampu memenuhi target outstanding Rp 410 miliar karena karakteristik pemegang Hasanah Card tipikalnya membayar tunai,” jelas Dhis di Kantor Pusat BNI Syariah, Jakarta, Kamis (19/10),

Dhias menjelaskan, per September 2017, pembiayaan melalui Hasanah Card mengalami kontraksi 10,8 persen (year on year) atau menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 377 miliar menjadi Rp 336 miliar. Sementara itu,secara komposisi, pembiayaan Hasanah Card baru mencapai 1,5 persen dari total pembiayaan.

“Hasanah Card memang shringking (menyusul) Year to date -8,3 persen. Semester pertama, kami memang tidak fokus garap Hasanah, tapi di triwulan III kami berusaha perbaiki positioning Hasanah Card,” ungkap Dhias.

Untuk kembali menggenjot pembiayaan Hasanah Card, kata Dhias, pihaknya menerapkan strategi pelabelan (labelling) Hasanah Card sebagai Shariah Travelling Card, yang membidik para traveler dan juga wisata halal.

Adapun strateginya, jelas Dhias, adalah BNI Syariah bekerjasama dengan travel atau biro untuk memberikan program khusus antara lain program cicilan nol persen, cashback, dan lainnya. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan merchant melalui e-commerce.

“Selain itu, BNI Syariah juga masuk ke sekolah-sekolah yang mengadakan studi banding ke luar negeri untuk bertransaksi menggunakan Hasanah Card dengan memberikan program cicilan,” ujarnya.

Perseroan, kata Dhias, menyakini upaya-upaya tersebut akan mampu menggairahkan kembali bisnis kartu pembiayaan BNI Syariah pada tahun depan. “Tahun 2018, Insya Allah target bisa tercapai,” kata Dhias.

Dhias menjelaskan, pembiayaan BNI Syariah sendiri per September 2017 tumbuh 15,3 persen dari Rp 19,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi RP 22,5 triliun. Dari total pembiayaan tersebut, sebagian besar merupakan pembiayaan untuk segmen konsumer sebesar 52,7 persen. Untuk pembiayaan konsumer sebagian besar portofolio didominasi oleh produk Griya iB Hasanah sebesar 84,9 persen.

[bctt tweet=”Pembiayaan Hasanah Card menurun 10,8%” username=”my_sharing”]

Selanjutnya, pembiayaan BNI Syariah lainnya yaitu segmen ritel produktif atau usaha kecil dan menengah  (UKM) sebesar 21,8 persen, pembiayaan komersial 18,1 persen, pembiayaan mikro 5,9 persen, dan kartu pembiayaan Hasanah Card sebesar 1,5 persen.

[sc name="fblike"]