Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS) terus digiatkan melalui penyelenggaraan Keuangan Syariah Fair di tahun ini.
Menyusul kampanye ACKS yang telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo tahun lalu, OJK kembali menggiatkan program sosialisasi dan edukasi. Salah satu program yang diusung adalah Keuangan Syariah Fair 2016 yang akan diselenggarakan di berbagai kota tahun ini untuk mendekatkan masyarakat dengan industri keuangan syariah.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulya E Siregar mengatakan, Keuangan Syariah Fair 2016 bertujuan mendekatkan masyarakat kepada produk keuangan syariah, dengan cara masyarakat bisa mencoba langsung produk keuangan syariah melalui berbagai pameran yang akan diadakan. Selain itu, juga akan edukasi tentang keunggulan produk dan jasa keuangan syariah.
“Pada dasarnya agar masyarakat jangan terkecoh pada pandangan kalau keuangan syariah kurang baik. Keuangan syariah itu pada dasarnya sudah sama bagus, sama lengkap dan moderat, serta modernnya sebagaimana produk jasa keuangan konvensional, sehingga masyarakat bisa memilih keuangan syariah sebagai instrumen keuangan,” katanya dalam Media Briefing Keuangan Syariah Fair, Kamis (25/2).
Keuangan Syariah Fair diselenggarakan dengan format pameran industri keuangan syariah dengan peserta dari industri keuangan syariah, antara lain bank syariah, pasar modal syariah, industri keuangan non bank (IKNB) syariah dan sektor riil yang akan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat tentang keunggulan produk dan jasa keuangan syariah. Rangkaian acara tersebut akan diikuti oleh 36 perusahaan keuangan syariah yang terdiri dari 16 bank syariah, 10 industri pasar modal syariah dan 10 IKNB Syariah.
“Industri perbankan dan keuangan syariah nasional perlu terus melakukan sosialisasi dan edukasi publik agar produk serta jasa layanan syariah yang semakin beragam dan berdaya saing dapat dikenal dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Disamping itu, juga agar dapat berkontribusi secara nyata dan optimal dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional yang berkesinambungan,” pungkas Mulya.