Ilustrasi Bank Muamalat

Revitalisasi Bank Muamalat akan Perbaikin Citra Indonesia

[sc name="adsensepostbottom"]

Keberhasilan revitalisasi Bank Muamalat akan membuka peluang Indonesia menjadi markas World Islamic Infrastructure Bank (WIIB).

Dalam paparan Proyeksi Perbankan Syariah 2018 oleh Karim Consulting Indonesia (KCI), Presiden Direktur Karim Consilting Indonesia Adiwarman Karim menjelaskan, keberhasilan revitalisasi Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang diprediksi akan selesai pada Oktober 2018 sebelum rapat tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter International (IMF) di Bali, akan menaikkan citra Indonesia di mata international termasuk di mata Bank Pembangunan Islam (IDB). Perbaikan citra itu, tegas Adiwarman, Indonesia bisa menyelesaikan masalah.

Selain itu, lanjutnya, keberhasilan itu juga akan semakin membuka peluang Indonesia untuk menjadi markas World Islamic Infrastructure Bank (WIIB).”Kami prediksi pemulihan di BMI akan cepat dengan strategi pembiayaan baik (good bank) dan pembiayaan buruk (bad bank),” jelas Adiwarman di TIM XII, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (5/11).

Dirinya menegaskan, bahwa pemimpin baru BMI akan melakukan strategi good bank dan penangangan bad bank yang BMI lakukan bisa mendobrak tingkat pemulihan sampai dengan 90 persen.

Adiwarman menilai pemulihan BMI tidak cukup hanya dengan tambahan modal sebesar Rp 4,5 triliun melalui Minna Padi. “BMI harus mengembangkan bisnis baru. Itu sebabnya BMI perlu investor strategis yang membawa bisnis baru dengan nilai sekitar Rp 20 triliun. Tanpa bisnis baru, sulit bagi BMI untuk bisa lari,” ungkapnya.

Terkait bisnis baru yang mungkin dikembangkan BMI, dia melihat kemungkinan besar BMI akan masuk ke bisnis yang pertumbuhannya cepat, yakni infrastruktur pemerintah.

Dari sisi profitabilitas, jelas Adiwarman, infrastruktur pemerintah belum bisa mendorong laba dengan cepat. Tapi rasio pembiayaan bermasalah (NPF) bisa membaik, mengingat proyek yang dikelola adalah milik pemerintah.

[bctt tweet=”BMI akan masuk ke bisnis yang pertumbuhannya cepat, yakni infrastruktur pemerintah.” username=”my_sharing”]

Adapun perbaikan modal BMI plus modal bank syariah besar lain, jelas dia, akan membuat rasio kecukupan modal (CAR) industri juga membaik.“Pada 2018, aset BMI  diprediksi akan tumbuh menjadi Rp 69,87 triliun. 2019, diprediksi di angka Rp 78, 32 triliun, dan 2020 tumbuh mencapai Rp 90, 76 triliun,” kata Adiwarman menegaskan.

[sc name="fblike"]