Masa penawaran sukuk ritel berlangsung hingga tanggal 4 Maret 2016.
Dari 26 agen penjual sukuk ritel seri SR-008 yang ditunjuk oleh pemerintah tahun ini, tiga lembaga diantaranya adalah bank syariah. Salah satunya adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank syariah pertama di Indonesia ini pun fokus menawarkan sukuk ritel pada nasabah eksisting.
Pejabat Eksekutif Bank Muamalat Indonesia Purnomo Soetadi mengatakan, hingga pekan pertama masa penawaran sukuk ritel sudah cukup banyak nasabah yang mendaftarkan diri untuk memesan sukuk ritel. Pihaknya pun optimis bisa mencapai target yang diberikan pemerintah. “Kami optimis bisa menghabiskan alokasi sukuk ritel dari pemerintah. Namun, untuk jumlahnya sudah berapa kami tidak bisa sebutkan,” ujar Purnomo, pekan lalu.
Purnomo menuturkan untuk menggaet investor sukuk ritel, langkah pertama yang dilakukan pihaknya adalah dengan menawarkan ke nasabah eksisting. “Karena mereka sudah menjadi nasabah sejak lama di Bank Muamalat jadi tidak pakai gimmick untuk menawarkan sukuk ritel,” katanya.
Dilansir dari laman resmi Bank Muamalat Indonesia, Senin (29/2), Bank Muamalat menggratiskan biaya administrasi bagi investor yang membeli sukuk ritel melalui bank tersebut. Selain itu, Bank Muamalat juga menggratiskan biaya safekeeping (untuk penyimpanan surat berharga) bagi investor yang membeli sukuk ritel di atas Rp 25 juta. Sementara, bagi investor yang berinvestasi di bawah Rp 25 juta biaya safekeeping ditetapkan sebesar 0,002 persen per bulan dari nominal atau maksimum Rp 75 ribu per bulan.
Jika investor memutuskan untuk menjual sukuk ritel di pasar sekunder, Bank Muamalat menggratiskan biaya transaksi jika dilakukan dengan bank tersebut. Sedangkan, jika bertransaksi dengan pihak lain dikenakan biaya Rp 100 ribu per transaksi. Perdagangan sukuk ritel di pasar sekunder dapat dimulai pada 11 April 2016.