Jika kita bicara pasar halal yang harus dilakukan adalah bersinergi dengan bank syariah dalam upaya menumbuhkan ekonomi syariah Indonesia.
Direktur Utama BNI Syariah Imam T Saptono mengatakan, tidak perlu diragukan bahwa Indonesia adalah pasar halal terbesar di dunia, apalagi pada tahun 2020-2030.
Pasar terbesar dunia ini, diartikan yakni kita sebagai warga Indonesia adalah konsumen. “Lalu kenapa bisa demikian? Ini lantaran Indonesia memiliki keuntungan demografi yang luar biasa, jumlah orang yang bekerja di Indonesia banyak sekali,” ujar Imam pada seminar nasional The 16th Second di Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (27/2) lalu.
Imam memaparkan, nilai belanja makanan halal di Indonesia mencapai US$ 157 miliar, nilai belanja busana Muslim (Islamic Fashion) US$ 13 miliar, dan wisata halal (halal tourisme) US$ 18 miliar.
Pada kesempatan ini, Imam pun bercerita telah bertemu dengan pakar ekonomi syariah yaitu Irfan Syauqi Beik, yang baru saja pulang dari Thailand dalam rangka menghadiri peresmian laboratorium halal.
Dari kisahnya itu, Imam menyampaikan bahwa laboratorium halal Thailand yang diresmikan itu empat kali lebih murah dari punya ITB.
Imam pun mengisahkan lagi pertemuan dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH. Ma’ruf Amin, yang telah diminta meresmikan laboratorium halal di Korea. Tak cuma itu, KH. Ma’ruf Amin juga diminta untuk memberikan modifikasi untuk sertifikasi halal makanan-makanan Korea.
”Bayangkan, Thailand dan Korea sadar betul bahwa orang Indonesia mampu beli makanan halal. Pertanyaannya, kita dimana? Kita lagi sibuk belanja dan bangga bahwa Indonesia pasar halal terbesar? Siapa yang mendapat keuntungan dari pasar halal terbesar ini?,” ucap Imam.
Kembali Imam menegaskan, kalau kita bicara pasar halal, maka salah satu yang perlu dilakukan adalah bersinergi dengan perbankan syariah dalam upaya mendorong pertumbuhan keuangan syariah di Indonesia. Karena hal ini sejalan dengan perkembangan industri halal Indonesia yang jumlahnya tumbuh pesat.
Kenapa perlu bank syariah? Imam menjelaskan, pertumbuhan pasar bank syariah ini masih rendah yaitu sekitar 5 persen. Jika ketentuan halal ini benar-benar memasukkan unsur perbankan syariah dengan sendirinya akan memaksa perusahaan-perusahaan menggunakan jasa perbankan syariah Indonesia. Diharapkan pertumbuhan bank syariah pun akan terus meningkat.
”Kita bukan lagi ngomong market share 5 persen, tapi kita terjebak 95 persen. 5 persen sudah berhasil bebas. Tugasnya adalah membebaskan yang terjebak 95 persen agar hijrah ke bank syariah. Karena umumnya adalah kesadaran syariahnya belum. 7,7 juta umat Muslim turun bela Al Maidah, tapi lupa untuk membela Al Baqarah 275-279,” papar Imam.

